Bahaya Cukur Bulu Kemaluan

Berbagai risiko ditimbulkan akibat pencukuran bulu kemaluan. Apa saja?

oleh Benedikta Desideria diperbarui 10 Sep 2014, 14:30 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2014, 14:30 WIB
Cukur Bulu Kemaluan, Bahaya Tidak?
Infeksi hingga alergi bahaya dibalik cukur bulu kemaluan. (Foto: Glamour.com)

Liputan6.com, London Tak sedikit perempuan yang risih dengan kehadiran bulu-bulu halus di sekitar kemaluannya. Mencukur beberapa atau seluruh bulu kemaluan  biasanya jadi pilihan perempuan. Namun, Anda harus waspada akan bahaya yang ditimbulkan mulai dari infeksi, terluka, gatal parah, hingga ruam merah menurut studi terbaru.

Tak semua perempuan memang mencukur bulu pubis, menurut peneliti Amerika Serikat 87 persen perempuan melakukan hal ini, baik dengan pisau cukur maupun lilin paling tidak sekali dalam hidupnya seperti dilansir Daily Mail, Rabu (10/9/2014).

Sekitar dua per tiga partisipan melaporkan mengalami dampak tak menyenangkan yang berbubungan dengan kesehatan. Paling tidak satu hal yang dikeluhkan misalnya kulit terluar (epidermis) lecet, memar hingga alergi.

Uniknya, studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology menyatakan wanita gemuk atau obesitas ditemukan dua kali lebih mungkin mengalami dampak buruk cukur bulu  kemaluan.

Setelah mengalami dampak buruk tersebut, sekitar setengah partisipan akhirnya berhenti mencukur bulu pubis. Partisipan lain yang berhenti karena pemotongan bulu pubis membuat aktivitas seksual berkurang, ingin hamil dan pasangan menginginkan.

Oleh karena itu, untuk menjalani pencukuran bulu kemalauan harus di tempat profesional  seperti diungkapkan peneliti utama penelitian ini Andrea DeMaria Center dari Interdisciplinary Research di Women's Health University of Texas Medical Branch.

"Menemui ginekolog adalah pilihan aman untuk berkonsultasi perlukah melakukan pencukuran bulu kemaluan," tambah DeMaria.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya