Kasus Anak Bunuh Diri, Sentilan bagi Orangtua

Menjadi sahabat, cara orangtua hindarkan anak dari upaya bunuh diri.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 19 Jan 2015, 17:56 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2015, 17:56 WIB
Gantung Diri
(Foto: Digital Journal)

Liputan6.com, Jakarta Kasus bunuh diri yang menimpa seorang siswa Sekolah Menengah Pertama berusia 14 tahun di Pancoran, Jakarta Selatan kini sedang hangat dibicarakan masyarakat. Berkaca pada kejadian ini, psikolog anak Efnie Indiranie mengingkatkan orangtua lain pentingnya menjadi sahabat bagi anak untuk mencegah terjadinya bunuh diri.

"Kasus ini adalah sentilan atau mengingatkan orangtua lain pentingnya bersikap sebagai sahabat bagi anak remajanya. Sikap sahabat akan membuat remaja mendapatkan pendampingan menuju kedewasaannya," terang psikolog yang juga pengajar ini kepada Health-Liputan6.com lewat sambungan telepon pada Senin (19/1/2015).

Menurut Efnie, anak tak perlu ditanyakan secara kaku 'sedang apa, dimana, bermain apa'. Melainkan berbincang-bincang layaknya seorang sahabat akan membuat anak nyaman dan menceritakan hal-hal yang terjadi pada kehidupannya.

"Sikap orangtua yang seperti ini membuat anak merasa 'wah papa mama asik juga ya diajak cerita'. Hal ini akan membuat anak lebih terbuka mengenai apa yang terjadi pada dirinya, termasuk permasalahan yang sedang dihadapi," papar Efnie.

Keterbukaan anak akan menghindarkan anak dari adanya upaya bunuh diri pada dirinya.

Orangtua tidak harus selalu mendampingi anak, melainkan tarik ulur seperti layangan. Ada saatnya orangtua memberikan kebebasan pada anak namun ada kalanya mendampingi mereka.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya