Liputan6.com, New York- Kebahagiaan dan cinta terhadap kehadiran anak pertama rasanya tak bisa digambarkan. Dan seiring waktu Anda tentu ingin anak lagi. Meskipun wanita telah melalui kehamilan dan persalinan sebelumnya, ada tanggung jawab dan pertimbangan dalam kehadiran anak kedua.
Sebenarnya tak ada jarak yang ideal untuk memiliki anak kedua dan seterusnya. Namun, March of Dimes menyarankan sebaiknya ibu menunggu 18-23 bulan antara melahirkan dan hamil agar pulih kembali secara fisik dan emosional.
"Bayi membutuhkan banyak perhatian sehingga usia yang dekat Anda bisa sangat stres pikiran dan tubuh," kata seorang dokter anak di Austin, Texas, Ari Brown, MD.
Beberapa ibu mengungkapkan apa yang mereka rasakan dan harus beradaptasi ketika sudah memiliki anak kedua seperti dilansir Situs WomensHealthMag, Senin (2/2/2015):
1-3
1. Tak mengikuti
Elizabeth (37) saat anak pertama, ia selalu mengikuti setiap keinginan yang muncul untuk anaknya. Tapi, ketika anak kedua lahir, semua berubah.
"Setiap kali saya mengatakan kepadanya (anak perempuan) kita akan melakukan sesuatu, kami melakukannya. Tapi, dengan anak lelaki saya, kadang-kadang ide muncul dan kami tak melakukannya. Saya kira, ketika saya memikirkannya, saya tak merasa saya akan membiarkannya melakukannya, meskipun dengan putri saya, saya yakin akan melakukannya."
2. Malas berdebat
Caitlin (32) bisa berdebat mati-matian dengan putri pertamanya jika tak menuruti omongannya. Namun, dengan memiliki anak kedua ia jadi berubah. Ia lebih memilih membiarkan anaknya mengalami dahulu efek dari pilihannya.
"Saya selalu percaya jauhi pertengkaran. Tapi, ini menjadi lebih benar setelah anak kedua saya. Saya tak punya waktu menjadi pemenang dalam setiap argumen.
"Misalnya saja, ketika putri saya yang berumur 4 tahun bersikeras mengenakan lengan pendek ketika suhu 32 derajat di luar, dan saya mengatakan untuk memakai lengan panjang kepadanya, dia (putri saya) akan melawan saya seperti tak ada urusan.
"Dulu saya merasa saya harus berusaha sampai dia melakukan apa yang saya katakan dan dalam beberapa kasus itu masih penting. Tapi, tentu saja tidak semuanya dan ketika memiliki dua anak, saya tak punya waktu lagi untuk itu. Jadi saya pikir jika ia pergi dengan berpakaian seperti itu kemudian saya membiarkan dia merasakannya sendiri.
"Saya bisa menjelaskan kepadanya alasannya pada lain waktu ketika ia ingin mendengarkan ibunya dan setelah beberapa menit ia belajar, saya bisa memberinya jaket.
3. Jadwal
Stephi (32) sulit beristirahat dengan memiliki dua anak. Apalagi anak keduanya itu senang mengikuti kakaknya. Jadi ia merasa terbantu jika putranya tidur.
"Hal yang sangat berbeda adalah seberapa sering saya bisa santai dengan jadwal saya ketika bersama putra saya.
"Dulu putri saya punya jadwal tidur yang cukup ketat yang tak pernah menyimpang. Tapi, putra saya selalu ingin ikut dengan kegiatan putri saya. Jadi saya merasa beruntung jika putra saya tidur siang di tempat tidurnya seharian. Meskipun putri saya tidurnya lebih baik, putra saya adalah bayi yang sangat fleksibel.
Advertisement
4-6
4. Mengikuti arus
"Kami harus mengadopsi gaya pengasuhan yang lebih mengikuti arus. Anda tak bisa kaku dan terstruktur jika Anda memiliki lebih dari satu anak. Kami telah menemukan cara dan waktu untuk memenuhi kebutuhan mereka tanpa hal-hal yang terjadwal dan militan," kata Sarah (32).
5. Aturan
"Saya selalu mengikuti aturan dan membayangkan dunia itu sangat hitam dan putih. Ketika saya mengandung anak pertama saya, saya berusaha menjadi orangtua dengan cara yang benar dengan membaca buku, artikel, dan berusaha meyakini cara yang benar menjadi orangtua.
"Saya berniat menyusui, memakaikan cloth diaper, memperdengarkan mozart ke anak saya, membuatkan makanan bayi, dan tiap harinya ada daftar yang harus dilakukan.
Tapi setelah memiliki tiga anak lagi, ia pun menjerit dan tak mengikuti caranya sendiri yang dianggap benar untuk menjadi orangtua.
"Saya menyadari tak ada metode yang tepat untuk mengasuh anak, tapi ada metode yang baik yang disesuaikan dengan masing-masing anak dan masing-masing orangtua.
"Saya memiliki empat anak dengan kepribadian yang berbeda. Yang satu ingin dipeluk di malam hari, yang satu ingin ditinggal sendiri, yang satu ingin banyak maunya, dan yang satu lagi ingin outlet kreatif.
Dengan memiliki empat anak, Tanya (34) jadi belajar siapa dirinya dan keterbatasannya dan kelebihan serta pasangan dan anak-anaknya.
"Sekarang saya sadar tidak ada itu hitam dan putih dan pada akhirnya setiap anak memiliki makanan yang sehat, kesempatan untuk tumbuh di lingkungan yang aman, dan banyak mendapatkan cinta."
6. Pernak pernik di mobil
Amanda (35) bersumpah bersama orangtuanya tak akan membeli DVD player untuk mobilnya demi anak-anaknya. Tapi, ketika anak keduanya lahir janji itu berubah.
"Putri kami lahir dan dia bukan traveler yang baik. Jadi ketika kami mendapatkan hadiah dari Amazon di hari libur, kami tahu apa yang kami inginkan. Inilah yang terbaik yang pernah kami beli."