Stop Gunakan Kata 'Autis' Sebagai Ejekan

Tidak benar gunakan kata autis sebagai ejekan. Ini alasannya.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 02 Apr 2015, 09:00 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2015, 09:00 WIB
Stop Gunakan Kata Autis Sebagai Ejekan
Autisme is Not a Joke (Foto: Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Tanggal 2 April setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Autisme Sedunia. Tahun ini, Masyarakat Peduli Autis Indonesia (MPATI) kampanyekan agar tidak menggunakan kata autis sebagai ejekan.

"Orang-orang terutama kaum muda sering menggunakan kata autis sebagai ejekan. Itu tidak benar, itu tidak tepat," terang Pendiri dan Ketua MPATI sekaligus orangtua dari anak dengan autisme, Gayatri Pamoedji usai acara Fun Walk: Autism is Not a Joke ditulis Kamis (2/4/2015).

Gayatri mengungkapkan bahwa autis mengandung arti keterlambatan perkembangan sehingga sangat tidak tepat menggunakan kata itu sebagai ejekan. Hal tersebut malah akan sangat menyakiti hati orangtua terutama ibu dan kakak atau adik dari penyandang autis.

Ia pun mengungkapkan bahwa meskipun anak autis tampaknya tidak mengerti komunikasi tapi mereka tahu kapan disayangi atau tidak. Oleh karena itu, lewat Fun Walk yang digelar serentak di Jakarta, Bandung dan Solo pada Minggu (29/3/2015) bertujuan untuk memberitahu masyarakat umum bahwa anak autis itu ada.

"Lalu, mereka perlu dicintai dan bisa sembuh dalam artian bisa berpartisipasi dalam masyarakat," tandas Gayatri.

 

 

 

Baca Juga:

Penyandang Autis Pun Bisa Berkarya

 

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya