Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut isu terkait dengan peredaran beras plastik di sejumlah pasar tradisional hingga meluas ke masyarakat, itu tidak ada.
"Perlu saya luruskan kembali ini, beras plastik tidak ada dan tidak mungkin ada. Karena kalau mau dihitung harga plastik saat ini Rp12.000 per kilogram, sedangkan beras biasa itu hanya Rp7.000 sampai Rp10.000. Jadi tidak mungkin kalau ada," tegasnya kepada wartawan di Makassar, seperti dikutip dari Antara Rabu (27/5/2015).
Menurut dia berdasarkan pengecekan di lapangan baik di pasar tradisional dan pasar moderen yang dilakukan kepolisian, Badan POM, Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian provinsi dan kabupaten kota hasilnya negatif.
Advertisement
"Hasil dari sidak dan pengecekan lapangan hasilnya negatif. Sedangkan kasus penemuan beras plastik pertama di Bekasi sudah diambil sampel sisa beras tersebut saat dicek hasil di temukan tidak ada," katanya.
Lebih jauh dia mengatakan, ibarat menjual besi kemudian dicampur emas tentunya tidak mungkin dan jelas kerugiannya.
"Misalnya, kalau emas campur besi itu jelas dan bisa saja dan untungnya pasti besar," ulasnya mengandaikan analogi tersebut.
Mengenai tukang bubur di Cianjur, Jawa Barat, kata dia, juga diyakini ada keanehan, sebab dikatakan ada beras plastik meskipun telah diberitakan media, tapi saat dipanggil polisi untuk diminta keterangan yang bersanggkutan menolak.
Akademisi Universitas Hasanuddin ini mengungkapkan saat ini masalah sebenarnya ada pada distribusi beras yang diduga dimainkan pihak tertentu sehingga harga cukup melambung.
"Ada yang memainkan, inilah yang membikin harga beras naik cukup tinggi. Untuk itu kami minta agar Bulog bisa membeli langsung ke petani, sehingga tidak ada lagi yang memainkan begitupun harga demikian. Untuk Sulsel bisa menyerap hingga 70 persen," ungkapnya.
Sebelumnya, isu beredarnya beras plastik di pasar tradisional di Bekasi, Jawa Barat membuat masyarakat resah. Pihak Sucofindo kemudian menyatakan beras tersebut positif ada campuran plastik.
Namun berbeda dengan hasil tes labolatorium selama sepekan dilakukan forensik dari Polri, serta BPOM, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian, dinyatakan hasilnya negatif dan tidak ada unsur plastik.