Liputan6.com, London - Cokelat bukan sekedar camilan. Selain dapat meluluhkan hati yang sedang kesal, cokelat adalah obat pereda flu, pilek, dan batuk paling mujarab.
Sebagian kalangan masih beranggapan mengonsumsi cokelat saat sedang batuk justru membuat kondisi semakin parah. Namun, setelah membaca ini, masihkah berpikir dua kali untuk mengonsumsi cokelat saat sedang batuk?
Satu studi yang dipublikasikan ke dalam British Journal of Cancer pada 2009 menemukan, antioksidan bernama fenolat yang ditemukan di dalam cokelat, dapat mendorong sistem kekebalan tubuh.
Advertisement
Creative Director of Choccywoccydoodah, Christine Taylor menjelaskan, kehadiran epicatechin juga mengaktifkan proses detoksifikasi alami tubuh yang membantu menyingkirkan kuman-kuman penyebab batuk dan pilek.
"Ketika cokelat pertama kali diperkenalkan di Eropa pada abad ke-16, diterima dengan sangat baik karena memiliki sifat obat," kata Christine dikutip situs Daily Mail, Kamis (18/6/2015).
Namun, harus diketahui juga kalau gejala batuk akan muncul kembali begitu kegiatan rutin memakan cokelat dihentikan. Penelitian yang dilakukan National Heart and Lung Institute di Inggris pada 2008 mengungkapkan, theobromine beraksi dengan cara memblokir aktivitas saraf sensorik yang akan menghentikan batuk.