Liputan6.com, Jakarta Mengelola diabetes di saat puasa memang bukan hal yang mudah. Risiko gula darah menurun bisa membahayakan diri diabetesi. Namun jangan kecewa dulu, menurut penelitian yang dipresentasikan dalam Konferensi American Diabetes Association (ADA) di Boston, diabetesi bisa mengambil manfaat kesehatan dari puasa.
Ahli Endokrinologi dan Direktur Pusat Pendidikan Diabetes di McDonough, Georgia, Amerika Serikat Dr Mahmoud Ibrahim mengatakan, puasa selama Ramadan memang dapat memicu dua risiko kesehatan bagi penderita diabetes tipe 2. Pertama, komplikasi seperti gula darah rendah, gula darah tinggi, ketoasidosis (ketidakseimbangan metabolisme yang dapat berakibat fatal), dehidrasi, dan pembekuan darah. Kedua, penambahan berat badan.
Tapi kata dia, selama diabetesi mendapatkan pengetahuan yang baik untuk menjalankan puasa, gula darah dapat dijaga dengan baik. (Baca: Saat Diabetesi Harus Berhenti Puasa)
"Keputusan untuk berpuasa sebenarnya merupakan interaksi antara orang itu sendiri, pemimpin agama, dan penasihat medis. Artinya, semua diabetesi bisa saja berpuasa asalkan gula darah dikelola dengan baik," katanya, seperti dikutip Channelnewsasia, Jumat (19/6/2015).
Dalam penelitian yang dipublikasikan di British Medical Journal, Ibrahim dan timnya menemukan, diabetesi yang memiliki pengetahuan yang baik untuk menjaga gula darah selama puasa lebih sehat dibanding yang tidak. Bonusnya, mereka dapat mengurangi indeks massa tubuh secara signifikan, dan gula darah cenderung stabil.
Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS Cipto Mangunkusumo, Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, memberikan sejumlah tips bagi diabetesi yang ingin berpuasa, seperti rutin mengecek gula darah, memperhatikan konsumsi obat dan insulin, olahraga dan diet sehat serta menjalani pemeriksaan medis sebelum puasa. (Selengkapnya baca: Tips Kontrol Gula Darah Sebelum Puasa)