Pemandian Air Panas, Potensi Wisata Terpendam di Lampung

Lampung menyimpan potensi panas bumi yang memancar alami dari alam, dan menurut para ahli berwenang dapat dikembangkan sebagai sumber energi

oleh Liputan6 diperbarui 30 Jun 2015, 02:00 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2015, 02:00 WIB
Pemandian Air Panas, Pontesi Wisata Terpendam di Lampung
Lampung menyimpan potensi panas bumi yang memancar alami dari alam, dan menurut para ahli berwenang dapat dikembangkan sebagai sumber energi

Liputan6.com, Jakarta Tiga tahun terakhir ini Agus (62), warga Bandarjaya Kabupaten Lampung Tengah di Provinsi Lampung setiap hari rutin mendatangi tempat pemandian air panas di Desa Merak Batin, Natar, Kabupaten Lampung Selatan.

Agus menuturkan bahwa dirinya sempat divonis dokter sulit dapat disembuhkan dari serangan stroke parah yang dialaminya beberapa tahun lalu.

"Mulut saya sampai sudah terkatup keras dan bibir tergigit hingga mengeluarkan darah. Seluruh tubuh sudah sulit bergerak seperti lumpuh," katanya sambil berendam di kolam air panas pemandian Natar yang dikelola oleh keluarga Mutaqin Jaya Taruna.

Ia mengisahkan saat itu dokter yang merawatnya di salah satu rumah sakit swasta terkenal di Bandarjaya memvonisnya sudah dalam kondisi kritis. Dokter memintanya untuk pasrah dan banyak berdoa saja.

Namun, Agus mengaku tetap berusaha bisa sembuh kembali dan melanjutkan kehidupannya. Dia pun berusaha keras terus berobat, baik secara medis maupun nonmedis.

Ia pun mencoba mencari cara pengobatan alternatif, termasuk mendatangi secara rutin tempat pemandian air panas ini. Menurut dia, setelah menjalani terapi berendam dalam air panas selama beberapa jam setiap hari, ternyata kondisi tubuhnya berangsur membaik.

Setelah sekitar tiga tahun menjalani terapi berendam air panas ini, kemudian mengurangi pengobatan medis ke dokternya, Agus kini sudah bisa berjalan kembali. Kedua tangannya, terutama tangan kirinya pun sudah bisa bergerak mendekati normal.

"Ini tangan saya sudah bisa mengepal dan menggemgam keras lagi. Tadinya digerakkan saja susahnya bukan main. Saya juga sudah bisa jalan, padahal semula sempat lumpuh tidak bisa bergerak sama sekali," kata dia lagi.

Oleh karena itu, dia setiap hari menyempatkan datang ke pemandian air panas di Natar ini, kendati harus menempuh perjalanan cukup jauh dari Bandarjaya Lampung Tengah ke Natar Lampung Selatan setiap hari.

Ia berharap dapat pulih kembali setelah merasakan dari terapi rutin berendam air panas itu, kini tubuhnya berangsur terus semakin membaik.

Lagi pula, terapi berendam air panas itu biayanya jauh lebih rendah daripada pengobatan medis yang menurut dia menghabiskan biaya relatif cukup besar namun hasil pemulihan kesehatannya dirasakan sangat lambat berlangsung.

Begitu pula, kondisi di pemandian air panas mengandung belerang di Kabupaten Lampung Selatan lainnya, yaitu Way Belerang Kalianda. Menurut pengelolanya, Purnawardi, PNS Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan, setiap hari ada saja pengunjung yang datang ke objek wisata yang dikelola Pemkab Lampung Selatan melalui Dinas Pariwisata ini.

"Pada hari libur, Sabtu dan Minggu, di luar bulan puasa, biasanya ratusan pengunjung datang. Akan tetapi, hari biasa agak sepi, apalagi saat Ramadan ini," ujarnya lagi.

Menurut dia, umumnya pengunjung yang datang itu bukan semata untuk berekreasi, melainkan untuk berobat atau menjalani terapi penyakit yang diderita mereka. "Macam-macam sakitnya. Mereka merasakan membaik setelah mencoba terapi berendam air panas mengandung belerang di sini," ujar dia lagi.

Sumber air panas

Sumber air panas

Provinsi Lampung menyimpan potensi sumber air panas dan belerang yang melimpah yang tersebar di sejumlah kabupaten. Namun, belum seluruhnya dikelola, seperti di Natar dan Kalianda Lampung Selatan itu. Selain itu, sejumlah potensi sumber air panas dan air belerang itu berada pada lokasinya pun sulit dijangkau.

Hasil penelusuran menunjukkan sumber air panas alami dan air panas belerang di Provinsi Lampung itu, di antaranya terdapat di Kabupaten Tanggamus, Lampung Selatan, Kota Bandarlampung, Pesawaran, dan Kabupaten Lampung Barat.

Potensi air panas alami yang telah dikelola secara komersial, antara lain berada di pemandian air panas Merak Batin Kecamatan Natar dan pemandian air panas di Way Belerang Lampung Selatan.

Air panas yang belum dikelola, antara lain berada di kawasan Sumur Putri-Kali Akar Kecamatan Telukbetung Selatan dan Pekon (Desa) Sukamaju Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus serta air panas di Kabupaten Lampung Barat.

Pemandian air panas di Merak Batin Natar, Lampung Selatan, dikelola oleh keluarga Mutaqin Jaya Taruna, dan merupakan peninggalan keluarga.

Pengunjung di objek wisata sekaligus tempat terapi beberapa penyakit ini dikenai tarif masuk Rp4.000,00 per orang, dari sebelumnya hanya Rp2.000,00/orang, dengan fasilitas sepuasnya berendam dalam air panas yang ada di dalam area ini.

Sejumlah pekerja menangani tempat pemandian air panas alami yang buka 24 jam ini, dan menyediakan penginapan sebanyak enam kamar, dengan tarif Rp25 ribu/kamar.

Sumber air panas di kawasan Sumur Putri-Kali Akar di Kota Bandarlampung, menurut Kepala Desa Sumur Putri Kecamatan Telukbetung Selatan Datarman, hingga saat ini belum dikelola, baik oleh pemerintah maupun masyarakat setempat.

Sebenarnya, masyarakat setempat menghendaki adanya pengelolaan sumber air panas itu, antara lain melalui lembaga musyawarah desa (LMD). Pihak kelurahan setempat sudah meminta warga melalui LMD dapat mengajukan usulan pengelolaan kawasan Sumur Putri-Kali Akar tersebut.

Beberapa titik sumber air panas di sini, antara lain terdapat di tempat pemandian umum Sumur Putri yang hingga kini masih digunakan warga untuk mandi dan mencuci, dengan sumber air dari dalam sumur yang telah dibeton sekelilingnya secara permanen berasa hangat dan makin panas pada bagian bawahnya. Namun, sayangnya kondisi pemandian umum Sumur Putri ini kini terlihat dikotori sampah di sekitarnya, bukan aktivitas mandi dan mencuci warga setempat.

Selain itu, sarana kamar mandi dan kakus (MCK) yang ada di sebelahnya sudah rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Semak dan reremputan di sekitarnya juga sudah merimbun tak terawat lagi.

Sumur putri kali akar

Sumur putri kali akar

Titik sumber air panas lainnya terdapat di bawah jembatan takjauh dari Sumur Putri-Kali Akar.

Sumber air panas ini keluar dari bebatuan di bawah jembatan yang menjadi pembatas wilayah Kecamatan Telukbetung Selatan dan Telukbetung Timur.

Ikan dan udang yang ada di sungai ini, saat berada di dekat sumber air panas menjadi mati karena terkena air panas yang memang saat disentuh terasa panasnya.

Terdapat pula sumber air panas berupa sumur yang berada di permukiman warga setempat, beberapa ratus meter dari jalan utama di depannya.

Sumber air panas lainnya yang sudah direncanakan akan dikelola warga dan menjadi objek wisata berada di kawasan air terjun Lembah Pelangi Desa Sukamaju Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus.

Pejabat Kepala Pekon Sukamaju Bihukman Hadi membenarkan saat ini status pengelolaan kawasan air terjun Lembah Pelangi yang semula bernama air terjun Pondok Rejo itu masih dalam usulan pengesahan oleh Pemerintah Kabupaten Tanggamus sebagai salah satu objek wisata di daerah ini.

"Mudah-mudahan Pemkab Tanggamus segera mengesahkan kawasan air terjun Lembaha Pelangi ini sebagai objek wisata di daerah ini," katanya.

Warga setempat sudah mengetahui keberadaan sumber air panas itu terdapat beberapa titik yang berada di bawah air terjun Lembah Pelangi. Oleh karena itu, setiap hari libur, ada saja warga setempat maupun pengunjung dari luar daerah yang datang ke sini. Apalagi, setelah akses jalan masuk dari jalan desa sejauh 700--1.000 meter menuju kawasan air terjun dan air panas di Lembah Pelangi ini telah bersama-sama gotong royong dibuka oleh warga kampung ini beberapa bulan lalu.

Warga mengharapkan kawasan itu terus dibenahi fasilitasnya, terutama akses jalan masuk dan beberapa sarana infrastruktur dan fasilitas pendukung lainnya sehingga makin banyak didatangi dan dikenali masyarakat secara lebih luas.

Daya tarik berupa adanya pelangi pada siang hari karena cipratan air terjun yang memancar terkena panas matahari sehingga menimbulkan pantulan cahaya berwarna-warni serupa pelangi, menurut Pj. Kades Sukamaju, Bihukman Hadi, merupakan pesona alam tersendiri yang sulit ditemui di tempat lain. Ditambah lagi, adanya sumber air panas alami di sini. Pemandangan alam sekitarnya juga asri, dan sepanjang jalan masuk walaupun harus meniti lembah dan menaiki bukit, tetapi memberikan daya tarik agrowisata tersendiri.

"Datang ke sini, selain dapat menikmati air terjun alami setinggi ratusan meter dengan air bergemericik dan suasana sejuk sekaligus dapat menyaksikan secara langsung adanya pelangi di kawasan lembah di sini. Selain itu, setelah merasa kedinginan, lalu dapat menurun sedikit untuk merasakan sensasi berendam dalam air panas alami di kaki air terjun di sini," ujarnya lagi.

Di Kabupaten Lampung Selatan, terutama di kaki dan lereng Gunung Rajabasa, terdapat pula banyak sumber mata air panas dan air belerang yang lokasinya berpencar di sejumlah desa dan kecamatan, antara lain Kecamatan Kalianda dan Rajabasa.

Sumber yang belum dikelola

Sumber yang belum dikelola

Di Desa Sumur Kumbang dan Pematang terdapat beberapa sumber mata air panas yang sudah menjadi sarana pemandian umum oleh warga setempat. Namun, belum dikelola sebagai objek wisata.

Akan tetapi, beberapa sumber mata air panas dan air belerang di sini, telah dikelola baik oleh masyarakat maupun perorangan/ perusahaan dan pemerintah setempat.

Menurut Purnawardi, pengelola objek wisata pemandian air belerang di Kalianda Lampung Selatan, kawasan ini sudah dikelola sejak zaman penjajahan Belanda, kemudian diambil alih pemerintah Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan melalui pengelolaan oleh Dinas Pariwisata Lampung Selatan.

"Kawasan pemandian ini luasnya sekitar 2,5 hektare, ditangani oleh dua PNS Dinas Pariwisata yang ditugaskan di sini, dibantu lima orang pekerja lepas," ujarnya.

Namun, dia menegaskan bahwa pengelolaan pemandian air panas belerang ini bersifat nonprofit, mengingat dana yang diterima dari pengelolaannya tidak seimbang dengan biaya perawatan yang diperlukan.

Tiket masuk ke area ini Rp10 ribu/orang. Namun, biaya perawatan fasilitas yang tersedia relatif lebih besar daripada dana yang diperoleh dari tiket masuk itu.

"Keberadaan pemandian air belerang ini memang bukan sekadar untuk mencari untung, melainkan bertujuan mendorong perekonomian masyarakat di sekitar sini," kata dia lagi.

Terdapat banyak titik sumber mata air panas belerang di sini, termasuk titik-titik sumber air panas dalam skala kecil di luar bak air panas belerang yang kini sudah dikelola serupa kolam renang untuk pemandian umum itu.

Hasil salah satu penelitian yang pernah dilakukan di kawasan Gunung Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan menunjukkan adanya lima manifestasi panas bumi ditemukan di kaki Gunung Rajabasa pada bagian utara dan selatan.

Lima manifestasi ini berupa mata air hangat, mata air panas, geyser, kolam lumpur, dan fumarola

Manifestasi panas bumi di Gunung Rajabasa ini, antara lain mata air hangat di Rajabasa, mata air hangat Sumur Kumbang, mata air hangat Kecapi, kolam lumpur dan fumarola Kunjir, dan geyser Gunung Botak.

Lampung menyimpan potensi panas bumi yang memancar alami dari alam, dan menurut para ahli berwenang dapat dikembangkan sebagai sumber energi alternatif, sarana rekreasi dan objek wisata alam, maupun sarana terapi dan pengobatan berbagai jenis penyakit.

Pengelolaan dan pengembangan semua potensi air panas itu, sebagian di antaranya menunggu kiprah dan uluran tangan para pihak yang peduli, untuk menggali dan memanfaatkan potensi air panas berlimpah di provinsi "Sai Bumi Ruwa Jurai" (Saburai) ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya