Liputan6.com, Jakarta Secara global, lebih dari 40 juta orang membutuhkan asuhan paliatif setiap tahunnya, tapi hanya 14 persen yang memperolehnya. Ironisnya, sekitar 60 sampai 90 persen pasien penderita kanker mengalami kesakitan level sedang sampai parah, dan kondisi ini juga dialami oleh 60 sampai 80 persen pasien penderita AIDS.
Begitu disampaikan Pendiri Yayasan Rumah Rachel, Lynna Chandra di sela-sela temu media Hari Paliatif Internasional bersama Tropicana Slim melalui siaran pers, Selasa (13/10/2015).
"Di Indonesia, 7 dari 10 orang yang hidup dengan diabetes mengalami komplikasi, antara lain kebutaan dan amputasi yang mengurangi kualitas hidupnya. Ini menunjukkan betapa besarnya kebutuhan terhadap asuhan paliatif," katanya.
Advertisement
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, terdapat sekitar 12 juta penderita diabetes di Indonesia (proporsi 6.9 persen penduduk berusia ≥ 15 tahun) dan lebih dari 330 ribu penderita kanker (prevalensi 1,4 per 1000 penduduk).
Data Kementerian Kesehatan lain juga menyebutkan, hingga September 2014, terdapat 22.869 penderita HIV di Indonesia. Penyakit-penyakit kronis dan mengancam jiwa tersebut selain membawa risiko kematian juga berdampak terhadap kualitas hidup penderita dan keluarga mereka.
"Asuhan Paliatif dapat memenuhi kebutuhan perbaikan kualitas hidup pasien dan keluarganya melalui perawatan yang tidak hanya menekankan pada gejala-gejala fisik (seperti penanganan nyeri), tetapi juga terhadap aspek-aspek emosional, psikososial-ekonomis, dan spiritual," ujarnya.