Malaikat Mikael Bicara tentang Kabut Asap

Malam itu, Kamis (29/10/2015), kuminta temanku, sebut saja Nasuri, berkomunikasi dengan pemimpin para malaikat agung ini.

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 29 Okt 2015, 14:00 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2015, 14:00 WIB
Kebakaran-Hutan-Riau
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Jakarta Beberapa kali sudah hujan turun mengguyur bumi Riau, tempat yang cukup terdampak kabut asap. Dalam hati, aku bersyukur, Malaikat Mikael mengabulkan doa yang kulantunkan sebelum hujan turun, dan tentu saja doa orang-orang lain yang menghendaki tetesan air dari semesta.

"Tapi kenapa cuma dua jam saja ya,"tanyaku dalam hati. Rupanya, pertanyaan ini dijawab serius Sang Malaikat dalam satu sesi hipnosis.

Malam itu, Kamis (29/10/2015), kuminta seorang teman, sebut saja Nasuri berkomunikasi dengan pemimpin para malaikat agung ini. Tak lama usai diinduksi, Nasuri yang sudah mencapai kondisi 'deep trance' ini langsung kuajak memasuki wilayah terdampak kabut asap.

Kuminta dia menjadi seekor burung yang mampu menembus kabut asap dan berkeliling sejenak memantau situasi. "Ada api dan semuanya gelap, sulit terlihat," katanya usai menyelusup melintasi hutan dan kabut putih tebal.

Aku pun sebagai pemandu segera mengajak Nasuri memanggil Mikael. "Malaikat Mikael, datanglah," ujarku sambil mengajak Nasuri mengatakannya dalam hati.

Tak lama, Nasuri, seperti yang dia lihat dalam mata ketiganya alias mata batinnya langsung melihat cahaya putih terang benderang datang dari sisi kirinya. "Dia tampak berwujud sosok berpakaian jubah putih terang, mukanya tak terlihat karena bercahaya terang, sayapnya menutup di bagian belakang tubuhnya," jelas Nasuri.

Segera Nasuri dibawa terbang sang malaikat karena rupanya dia sudah tahu yang kami  inginkan. "Aku dibopong terbang menuju hutan, entah di mana. Di sebuah pohon sawit, kami berdiri berhadapan," ujar Nasuri.

"Sawit memang sangat subur ditanam di wilayah ini, tapi manusia serakah dan sembarangan," kata Mikael. Nasuri merasa, Mikael terlihat sedih dan agak marah.

Kondisi yang sulit atau tidak mudah memadamkan api ini, menurut Mikael, harus terjadi supaya manusia sadar bahwa manusia Indonesia harus bersahabat dengan alam dan tidak serakah.

Memang, malaikat membantu dengan mencurahkan hujan dari angkasa, tapi itu hanya sebentar. "Itu karena tidak semua orang berdoa menginginkan hujan datang," ujar Mikael. Lalu tiba-tiba Nasuri sudah berada di punggung Mikael dan sang malaikat membentangkan sayapnya, makin lebar dan sangat lebar.

"Kami rasanya sedang di Pulau Kalimantan dan malaikat membentangkan sayapnya membesar memanjang sepanjang Pulau Sumatera di sebelah kanan dan ke Papua di sebelah kiri," ujar Nasuri.

Kata Nasuri, Mikael bisa saja mengibaskan sayap dalam sekejap dan api serta kabut asap lenyap. Tapi, itu tidak dilakukannya. "Manusia harus diberi pelajaran," kata Mikael. Berdoalah, bersahabatlah dengan alam dan jangan serakah, kata Malaikat Mikael mengulangi apa yang disampaikannya sebelumnya. Lalu dia pun pergi.

Nasuri yang tercengang dengan situasi itu langsung bilang, "Belum pernah saya melihat hal seperti ini. Aku padahal tidak minta malaikat melakukannya," ujar Nasuri.

Kekuatan Otak

Kekuatan Otak

Tentu, kita yang mendengar kisah ini banyak yang meragukannya, meski ada juga yang percaya bahwa percakapan dan penglihatan (vision) ini bisa terjadi. Pakar Mind Technology Adi W Gunawan pernah menyebutkan bahwa hal semacam sebenarnya bukti dari kekuatan otak. Sama dengan kemampuan yang disebut dengan parapsikologi, cenayang, atau
paranormal.

Roy Martina MD, seorang dokter yang juga aktif dalam berbagai pelatihan tentang penyembuhan menyatakan bahwa saat ego kita tidak aktif, maka setiap orang pada dasarnya dapat terkoneksi dengan makhluk apa pun, termasuk makhluk cahaya seperti malaikat.

Psikiater Jerman yang hidup pada 1873-1941 Hans Berger menyebutkan bahwa ketika mata seseorang ditutup, otak mulai menghasilkan rentang gelombang teratur antara 8-12 kisaran per detik. Penemu alat electroencephalography (EEG) pada tahun 1929 ini menamai gelombang itu alpha.

Setelah itu, ia menemukan jenis gelombang lain bernama theta, beta, dan delta. "Gelombang-gelombang otak ini memiliki korelasi dengan berbagai fungsi mental, salah satunya ialah pengalaman cenayang," ujar penulis buku Psychic Development for Beginners, William W Hewitt.

William menyebutkan, informasi tentang gelombang otak ini menjelaskan bahwa kemampuan cenayang (mata ketiga) atau paranormal merupakan bagian dari setiap orang yang melekat sejak ia dilahirkan.

Pengalaman cenayang, menurut William, terjadi pada kisaran rentang gelombang alpha dan theta. Alpha ada di kisaran 6-14 kisaran per detik dan theta pada kegiatan otak di kisaran 4-8 kisaran per detik. "Jadi, untuk menjadi seorang cenayang, Anda hanya perlu memelajari bagaimana agar otak memasuki alpha atau theta secara sengaja. Otak tetap di sana selama Anda kehendaki dan Anda tidak perlu tertidur," ujar William. (*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya