Liputan6.com, Jakarta = Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mempertimbangkan menggelar operasi pasar dalam rangka menangani panic buying di tengah masyarakat imbas pedagang eceran tidak lagi diizinkan menyalurkan LPG 3 kg.
"Saya harapkan tidak perlu menumpuk gas LPG terlalu banyak, dan kebutuhan sehari-hari, masalah itu akan kita atasi mungkin dengan operasi pasar," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi atau Disnakertransgi DKI Jakarta, Hari Nugroho saat dikonfirmasi, Senin (3/1/2025).
Advertisement
Baca Juga
Nugroho menyatakan, pihaknya sedang mengupayakan penanganan kelangkaan LPG 3 kg di Jakarta. Disnakertransgi, kata Hari akan meminta para agen atau pangkalan memonitor ketersediaan stok dengan melaporkan kondisi pangkalan pada waktu pagi dan sore hari.
Advertisement
Pihaknya, juga akan meminta agen untuk segera mensuplai wilayah-wilayah stok di pangkalan. Stok di pangkalan harus dipastikan apakah sudah kosong atau akan habis.
"Tentunya ke depan kita akan membahas HET (Harga Eceran Tertinggi) untuk dinaikkan sesuai dengan daerah penyangga," ucap Hari.
Â
Koordinasi
Lebih lanjut, Disnakertransgi Jakarta juga akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Pertamina, hingga Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta.
"Untuk bisa menstabilkan lagi, jadi tidak usah panic buying, normal aja pembelian ya dan stok masih ada, cuma mata rantai distribusi ini seperti apa jangan sampai ada hambatan lagi," kata Hari.
Â
Advertisement
Kuota
Hari menuturkan, pada 2025 ini, DKI Jakarta memperoleh kuota LPG 3 kg sebesar 207.555 metrik ton. Kuota ini, 15 persen lebih rendah dari usulan Pemprov Jakarta, yakni sebesar 433.934 metrik ton.
"2025 Disnakertransgi mengajukan usulan kuota itu sebesar lebih dari penyaluran kemarin sekitar 433.933 artinya metik ton atau 4 persen lebih besar realisasi dari 2024 supaya tidak kekurangan," ujarnya.