Ini Pengaruh Tidur bagi Pertumbuhan Anak

Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa tidur bisa membantu pertumbuhan fisik anak.

oleh Liputan6 diperbarui 18 Nov 2015, 19:00 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2015, 19:00 WIB
Ini Pengaruh Tidur Bagi Pertumbuhan Anak
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa tidur bisa membantu pertumbuhan fisik anak.

Liputan6.com, Jakarta Mendapatkan waktu tidur yang cukup sangat penting bagi anak-anak kecil. Tidur berfungsi mengisi ulang energi mereka hingga membangun koneksi otak. Namun penelitian ilmiah menunjukkan bahwa tidur bisa membantu pertumbuhan fisik anak.

Pertumbuhan adalah sebuah proses yang kompleks serta membutuhkan beberapa hormon untuk menstimulasi berbagai peristiwa biologis pada darah, organ, otot, dan tulang.

Hormon pertumbuhan manusia menjadi kunci penting pada peristiwa tersebut. Beberapa faktor mempengaruhi produksi hormon tersebut, termasuk nutrisi, stres, dan olahraga. Namun pada anak kecil, faktor terpenting adalah tidur.

Hormon pertumbuhan biasanya dilepaskan sepanjang hari. Namun untuk anak-anak, periode terpenting proses pelepasan hormon adalah pada saat mereka tertidur nyenyak.

Berapa banyak waktu tidur yang dibutuhkan?

Berapa banyak waktu tidur yang dibutuhkan?

Anak usia taman kanak-kanak butuh 10 hingga 12 ½ jam waktu tidur setiap malamnya (dengan asumsi tidur siang mulai berkurang dan pada akhirnya berhenti pada usia 5), sementara usia lebih dewasa (sekolah dasar) membutuhkan 9 ½-11 ½ jam setiap malamnya.

Tanpa tidur yang cukup, pertumbuhan akan mengalami masalah. Produksi hormon pertumbuhan pada anak juga dapat terganggu akibat gangguan ketika tidur, seperti sleep apnea.

Ada anak yang gagal memproduksi hormon pertumbuhan secara alami. Kekurangan tidur akan memperburuk keadaannya. Hal ini juga bisa membuat tubuh mengarah kepada kondisi yang dikenal sebagai kekurangan hormon yang dapat mempengaruhi jantung, hati, atau fungsi kekebalan tubuh ringan.

Anak-anak yang tidak mendapat waktu tidur yang cukup akan memperlihatkan perubahan sirkulasi hormon pada tubuh mereka juga. Seperti hormon yang mengatur selera makan, bisa sangat terpengaruh oleh kondisi ini dan menyebabkan makan yang berlebihan serta pemilihan makanan karbohidrat tinggi kalori. Ditambah lagi waktu tidur yang pendek bisa mempengaruhi tubuh dalam proses metabolisme makanan tersebut serta memicu penolakan insulin yang berhubungan dengan penyakit diabetes tipe 2.

Kurang tidur di malam hari juga bisa mempengaruhi syaraf motorik dan tingkat konsentrasi anak sepanjang hari yang mengarah kepada lebih mudah cedera dan masalah perilaku, serta performa buruk di sekolah.

Memastikan tidur nyenyak di malam hari

Memastikan tidur nyenyak dimalam hari

Kebanyakan anak membutuhkan waktu tidur lebih dari yang orangtua mereka pikirkan.

Tanda-tanda kemungkinan anak Anda tidak mendapat waktu tidur yang cukup bisa ditunjukkan dengan perilaku mudah marah sepanjang hari, sulit berkonsentrasi di sekolah, menurunnya prestasi di sekolah, dan sulit untuk bangun di pagi hari.

Berikut beberapa saran yang mungkin bisa Anda terapkan dirumah untuk membantu anak Anda tertidur lelap di malam hari, seperti dilansir dari Baby Center, ditulis Rabu, 18/11/2015:

  • Tentukan waktu tidur yang konsisten. Anak usia sekolah idealnya pergi tidur pada jam 8 hingga jam 9 malam.
  • Aturlah rutinitas sebelum waktu tidur, yang dapat membantu memberikan sinyal kepada tubuh anak untuk bersiap tidur. Bisa berupa memberikan makanan kecil, mandi, mendongengkan anak, atau menyanyikan lagu tidur dengan suara lembut.
  • Pastikan kamar anak Anda pada kondisi yang baik untuk tidur. Kamar harus sepi dan minim penerangan.
  • Jangan menaruh TV atau komputer di dalam kamar mereka.
  • Hindari aktivitas yang menstimulasi sebelum waktu tidur.
  • Konsistenlah dengan jadwal dan rutinitas sebelum tidur pada akhir minggu dan hari libur. Memberikan variasi sesekali tidak akan menyebabkan gangguan jangka panjang tetapi waktu tidur yang kacau bisa mengarah kepada kebiasaan tidur yang buruk dan kekurangan waktu tidur. (Melodia)**
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya