Belajar Move On: Ketika Perceraian Adalah Jalan Terbaik

Ada kalanya setelah menjalani kehidupan rumah tangga, perceraian dianggap jalan yang terbaik bagi kedua belah pihak.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 13 Feb 2016, 19:00 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2016, 19:00 WIB
Ilustrasi Sidang Cerai
(ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta Tentu tak ada orang yang berniat menikah untuk kemudian bercerai. Namun ada kalanya setelah menjalani kehidupan rumah tangga, perceraian dianggap jalan yang terbaik bagi kedua belah pihak. Untuk bisa kembali bangkit menjalani hidup usai bercerai jangka waktunya tentu berbeda-beda bagi setiap orang.

Bagi mereka yang penyebab perceraiannya tidak berat, seperti karena ketidakcocokan akan lebih mudah move on dibandingkan yang bercerai karena perselingkuhan atau kekerasan, seperti diungkap psikolog klinis dari Tiga Generasi, Tiara Puspita, M.Psi.

Namun apapun penyebab perceraian, memang butuh penyesuaian. "Perceraian itu hal yang berat pasti butuh waktu untuk beradaptasi. Butuh waktu untuk menyembuhkan," tutur Tiara saat dihubungi Health-Liputan6.com Sabtu (13/2/2015). 

Ketika menikah, orang menginvestasikan banyak waktu dan energi untuk pasangannya. Lalu, usai bercerai tentu ada bagian dari dirinya yang hilang. Wajar jika dalam beberapa bulan setelah bercerai Anda merasakan kesedihan dan kehilangan.

"Sehingga jangan memaksakan diri untuk cepat-cepat move on. Beban emosional menjalin pernikahan itu lebih berat. Wajar jika mengalami perasaan-perasaan sedih atau kehilangan. Terima perasaan itu, jangan ditolak," paparnya.

Bila reaksi seseorang terhadap perceraian masih dalam tahap penyangkalan atau denial seperti bilang "Saya tidak apa-apa" akan bermasalah jika memaksa menjalin hubungan baru. Pada tahap ini biasanya emosi seseorang yang baru bercerai masih belum siap untuk menjalin hubungan baru, akibatnya bisa mendatangkan kesedihan lebih mendalam jika mendapatkan kekecewaan dari pasangan baru.

Baiknya untuk bangkit dari perceraian adalah dengan menerima dan merelakan hal-hal yang bukan jadi bagian dari diri lagi.

"Tetap diarahkan untuk menerima, sadari juga untuk merelakan hal-hal yang bukan miliknya. Belajar dengan kehidupan baru, bikin aktivitas baru sehingga tidak terjebak pada perasaan sedih atau kehilangan," pungkas Tiara.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya