Olahan Daging Rusa Terfavorit di Taman Safari Indonesia 2 Prigen

Salah satu menu andalan di Tiger Cav, restoran yang ada di Taman Safari Indonesia 2 Prigen, adalah masakan yang berbahan dasar daging rusa.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 08 Mei 2016, 13:40 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2016, 13:40 WIB
Olahan Daging Rusa Terfavorit di Taman Safari Indonesia 2 Prigen
Salah satu menu andalan di Tiger Cav, restoran yang ada di Taman Safari Indonesia 2 Prigen, adalah masakan yang berbahan dasar daging rusa.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu menu andalan di Tiger Cav, restoran yang ada di Taman Safari Indonesia 2 Prigen, adalah masakan yang berbahan dasar daging rusa. Mulai dari steak, burger, lada hitam, iga, sampai satai daging rusa.

"Yang paling disukai pengunjung adalah iga rusa black pepper. Itu best seller. Setiap tamu yang datang ke sini, menu itu yang ditanyakan terlebih dulu," kata Ganjar Budiana, Chef Tiger Cave Resto Taman Safari Indonesia 2 Prigen, Pasuruan, Jawa Timur, kepada Health Liputan6.com, ditulis Minggu (8/5/2016).

Sayang menu iga black pepper yang disebut Ganjar itu sedang habis sehingga kami belum bisa membuktikan omongan tersebut. Ia mengaku populasi daging rusa yang khusus digunakan sebagai bahan olahan sedang menurun. Jika biasanya bisa mencapai empat ekor untuk satu minggu, belakangan hanya dapat satu ekor saja.

Namun, kami dapat mencicipi menu lain berupa satai daging rusa dan daging rusa lada hitam. Bagi penggemar santapan berbahan daging merah, kami jamin Anda pasti akan minta tambah. Hanya saja untuk olahan satai daging rusa, kami sarankan agar segera disantap begitu makanan itu tersaji di hadapan Anda. Jangan tunggu sampai dingin karena daging jadi alot dan sulit dikunyah.

Kami juga diberitahu bagaimana mengolah makanan tersebut. Semua proses pengolahan dapat dilihat dari foto-foto yang ada di bawah ini, satai daging rusa dan daging rusa lada hitam.

Ganjar sendiri mengakui bahwa daging rusa memang lebih alot dibanding daging kambing atau daging sapi. Tapi untuk urusan aroma, daging rusa lebih soft dibanding kedua jenis daging lainnya.

"Protein daging rusa juga lebih bagus, lebih tinggi. Sejak pemeliharaan dijaga kualitas makanannya, kami pastikan dia makan rumput. Karena nanti berpengaruh juga ke daging," kata Ganjar.

Rusa memiliki tekstur yang lembut karena rusa yang dipotong tidak boleh yang tua. Harus berusia di atas 1,5 tahun sampai dua tahun. "Tekstur yang lembut memudahkan daging rusa untuk dimasak," kata Ganjar.

Menu yang dibandrol dengan harga Rp 100 ribu (steak) dan Rp 80 ribu (satai dan lada hitam), tidak disarankan untuk disantap anak-anak. "Kalau mau mencicipi satu tusuk saja, tidak apa-apa. Untuk efeknya, memang tidak ada, sih. Tapi banyak yang mengaku staminanya lebih fit setelah menyantap menu daging rusa," ujar Ganjar.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya