Deborah Dewi: Family Caregiver Alzheimer Perlu Saling Support

Family caregiver atau orang-orang yang senasib akan Alzheimer dapat saling memberikan moral support dan technical support yang lebih.

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 11 Mei 2016, 09:00 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2016, 09:00 WIB
alzheimer
Family caregiver atau orang-orang yang senasib akan Alzheimer dapat saling memberikan moral support dan technical support yang lebih.

Liputan6.com, Jakarta Sejak Agustus 2015 lalu, Deborah Dewi seorang ahli grafologi Indonesia harus melalui hari-harinya merawat sang ibu yang menderita Demensia Alzheimer.

Wanita yang biasa disapa Debo ini menemukan perubahan terhadap tulisan tangan sang ibu secara mendadak. Dari hal itu muncul kecurigaan ibundanya menderita Alzheimer.

"Saya melihat ada perubahan di tulisan tangan Mama, strukturnya kacau - rusak. Di situ sebetulnya saya sudah curiga, ini pasti ada sesuatu yang berhubungan dengan otak," ungkap Debo kepada Health-Liputan6.com, usai menjadi pembicara di program Inspirato Liputan6.com, Selasa (10/5/2016).

Debo mengaku merawat Orang dengan Demensia Alzheimer (ODD) memerlukan kesabaran yang penuh. Terutama keluarga sebagai pendamping atau perawat yang disebut dengan istilah Family Caregiver Alzheimer harus mengenali bagaimana karakter ODD jauh lebih dalam sebelum menderita Alzheimer hingga setelah divonis.

"Perlu diingat bahwa, mereka (ODD) seperti itu bukan karena kemauan mereka tapi karena di otaknya ada plak yang itu mempengaruhi perilaku mereka. Dan yang kedua, saya meledak-ledak nih tapi menghadapi ia (ODD) yang sedang meledak-ledak ya break dulu 5 menit, 10 menit menjauh dulu, kemudian mengingat-ingat lagi, 'Oh iya orangtua saya begitu karena ada plak di otaknya'. Yang kedua perlu diingat dia yang sedang menderita bukan dia yang ngasih penderitaan ke saya," tambahnya.

Lika-liku kehidupan yang dijalani Debo kini justru semakin menguatkannya untuk menghabiskan waktu bersama sang ibu. Terlebih, Debo pun mengingatkan kepada seluruh family caregiver Alzheimer untuk saling berbagi dan menghadapi ODD bersama.

"Family caregiver lain yang seperti saya, mungkin yang usia 20-an atau 30 tahun orangtuanya sudah terkena Alzheimer dan enggak tau atau bingung harus seperti apa, saya sih membuka diri untuk yuk kita terkoneksi bersama, join Alzi dan cari saya. Saya ingin kita membuat support system bersama. Bertemu dengan orang-orang yang senasib yang sama itu kan bisa memberikan moral support dan technical support," tutup Debo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya