Ini 3 Alasan Wanita Berselingkuh

Stereotipe budaya menginformasikan bahwa sebagian besar laki-laki-lah yang curang pada istri maupun pasangan mereka, bukan sebaliknya.

oleh Meiristica Nurul diperbarui 12 Agu 2016, 10:30 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2016, 10:30 WIB
Saat Pacaran, Ini yang Tak Bisa Ditolerir
Selingkuh (sumber. Boldsky.com)

Liputan6.com, Jakarta Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa di suatu tempat dari 10-20 persen laki-laki dan perempuan yang terikat dalam pernikahan atau hubungan monogami akan berbuat curang pada pasangan mereka beberapa kali. Sementara stereotipe budaya menginformasikan bahwa sebagian besar laki-laki-lah yang curang pada istri maupun pasangan mereka, bukan sebaliknya.

Sedangkan penelitian klinis konkret detil menjelaskan hampir sama banyaknya perempuan menipu laki-laki. Dan streotipe budaya Barat lebih memaafkan laki-laki berhubungan seks daripada melihat wanita melakukan hal seperti pelacur.

Undercover Lovers, sebuah situs kencan di luar nikah yang berbasis di Inggris, telah mensurvei 4.000 anggotanya, yang terdiri atas 2.000 pria dan 2.000 wanita tentang kebiasaan kecurangan mereka. Sebanyak 57 persen wanita mengatakan mereka jatuh cinta dengan pria yang jadi selingkuhannya.

Sedangkan perbedaan yang mencolok pada pria, yaitu 27 persen, mengatakan mereka mencintai nyonya mereka. Artinya, wanita membutuhkan ikatan emosional intim dengan pasangan selingkuhan mereka.

Berikut ini tiga alasan wanita berselingkuh, dilansir laman Huffingtonpost, Jumat (12/8/2016):

1. Kurang dihargai dan diabaikan

Seorang wanita merasa lebih seperti pembantu rumah tangga, penyedia keuangan, atau pengasuh daripada istri ataupun pacar. Hal ini rentan bagi wanita mencari situasi eksternal yang bisa memberinya perhatian dan memberi apresiasi dengan apa yang sudah dilakukannya.

Wanita sangat membutuhkan keintiman. Lebih daripada pria, wanita merasa dihargai, dan terhubung dengan pasangan mereka melalui interaksi emosional non-seksual seperti mencium, memeluk, atau memberi hadiah. Semua itu didapat dari komunikasi yang berarti.

2. Bosan atau kesepian

Wanita yang sering sendiri di rumah untuk jangka waktu yang lama, mungkin saat merawat anak-anak atau setelah anak dewasa dan pergi merasakan hidupnya tidak memiliki makna. Namun bisa menggunakan waktu dengan melakukan seks atau hal romantis lebih dalam. Sayangnya, jika pasangannya absen untuk memenuhinya karena urusan pekerjaan misal dinas ke luar kota atau dinas militer, wanita tidak pernah merasakan dicintai dan dihargai.

3. Memiliki gangguan keintiman

Trauma masa kecil atau pelecehan seksual yang pernah dialaminya sering menyebabkan wanita (dan laki-laki) dalam kehidupan dewasa untuk masalah seks adiktif. Wanita seperti berulang kali mencari intensitas emosional daripada keintiman relasional.

Wanita dengan trauma masa kecil yang belum terselesaikan serta mereka dengan ketidakstabilan emosi-wanita yang putus asa- dapat mencari konsistensi dari kegiatan romantis, atau seksual berdasarkan intensitas.

Sebenarnya beberapa wanita berselingkuh karena mereka hanya sedikit mendapatkan hubungan seksual, atau keintiman fisik dari pasangan. Wanita dewasa yang sehat menikmati tindakan fisik seks sebanyak pria.

Sayangnya, beberapa wanita mungkin tidak menyadari betapa besar perilaku seksual atau romantis rahasia mereka dapat memengaruhi kehidupan emosional jangka panjang. Pengkhianatan menyebabkan rasa sakit tanpa memandang jenis kelamin.

Jika pasangan memilih untuk mengatasi situasi bersama-sama, maka pergi berkonsultasi akan mengubah krisis menjadi peluang tumbuhnya cinta.

Wanita yang memiliki masalah seks atau kecanduan cinta memerlukan perawatan khusus untuk mengatasi trauma masa lalu dan perilaku seksual dewasanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya