Liputan6.com, Jakarta Berkeringat adalah respon alami tubuh kita ketika merasa kepanasan atau saat bagian tubuh tertentu terekspos ke suatu hal, baik benda maupun unsur lainnya, yang memiliki hawa panas.
Selain karena faktor eksternal seperti teriknya matahari yang secara langsung dan tidak membuat hawa jadi panas, berkeringat juga bisa terjadi karena suatu hal yang dilakukan secara sengaja yaitu, berolahraga.
Baca Juga
Berolahraga merupakan upaya untuk membuang keringat dan dilakukan atas kemauan sendiri. Sementara alasan internal lainnya yang membuat manusia berkeringat adalah stres dan kegelisahan.
Advertisement
Ketiga faktor tersebut menjelaskan alasan kenapa manusia berkeringat. Lalu, bagaimana dengan mereka yang berkeringat hampir setiap saat bahkan di udara dingin, saat tidak berolahraga dan ketika suasana hati baik tanpa ada rasa kecemasan sedikit pun? Mengapa kebanyakan dari mereka mengalami kondisi keringat berlebih khususnya di bagian ketiak?
Melansir Everyday Health, Kamis (20/10/2016), seorang ahli bedah jantung di kota Austin, negara bagian Texas, Amerika Serikat, bernama Hunter Q. Kirkland menjelaskan artinya jika seseorang berkeringat secara berlebihan di bagian ketiak.
"Mereka yang sering berkeringat di bagian tubuh tertentu tanpa sebab menderita suatu kondisi yang dinamakan hyperhidrosis. Bagi mereka yang mengalaminya paling sering di area ketiak berarti menderita kondisi hyperhidrosis axillary," terangnya.
Kondisi ini terjadi pada beberapa orang di dunia yang memiliki kelenjar keringat berlebih atau kadarnya tergolong tinggi dan banyak di sejumlah bagian tubuh dengan yang paling dominan di ketiak.
Di Amerika Serikat, penderita kondisi hyperhidrosis axillary hanya meliputi tiga persen dari total keseluruhan populasi negara tersebut. Ini membuktikan bahwa kondisi ini tidak begitu umum di kalangan masyarakat dan segelintir orang yang mengalaminya tentunya memiliki perasaan gundah disertai malu lantaran menilai dirinya berbeda.
Pengaruh terhadap kejiwaan penderita
Tidak bisa dipungkiri, meski tidak dipandang sebagai suatu kondisi yang bisa mengancam kesehatan fisik, namun memiliki ketiak yang terus-menerus mengeluarkan keringat bisa menjadi suatu hal yang memalukan dan membuat orang tersebut tidak nyaman atau pun percaya diri di sekitar orang lain.
Dampaknya pada psikis dan mental penderitanya cukup berat. Mereka umumnya berpikir dua kali jika berniat mengenakan pakaian berwarna terang, lalu terus-menerus ingin mandi dengan harapan keringatnya hilang dibasuh oleh air.
Terlebih lagi, kebanyakan memikirkan sekaligus merasakan dampak buruk berkeringat secara berlebihan di bagian ketiak biasanya memicu hal serupa di beberapa bagian tubuh lain seperti di bagian tangan, telapak kaki dan pangkal paha.
Solusi
Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Menurut ahli bedah jantung di Portneuf Medical Center, Idaho State University, Pocatello, negara bagian Idaho, Amerika Serikat, Jacob DeLaRosa, kondisi ini memang tidak mudah diatasi, namun bukan berarti mereka yang menderitanya tidak bisa menjadi pulih suatu hari kelak.
Untuk jangka pendek, Jacob menyarankan untuk mereka yang mengalaminya beralih menggunakan deodoran yang antiperspiran.
"Deodoran antiperspiran mengandung aluminium klorida yang konsentrasinya tergolong tinggi. kandungan tersebut bisa membantu memastikan keringat tertahan, terhambat atau terikat dalam saluran kelenjarnya sehingga muncul ke permukaan kulit ketiak dan membanjiri wilayah tersebut," tuturnya.
Untuk jangka panjang, Jacob berpendapat bahwa penderita harus berkonsultasi ke dokter, rutin mendapatkan injeksi suntikan botulinum toxin tipe A dan melakukan prosedur lainnya yang mungkin melibatkan tindakan operasi.
Hal ini tentunya disarankan hanya apabila sang penderita merasa tertekan dengan kondisi yang ia alami dan ingin merasakan adanya perubahan yang bisa membuatnya lebih bahagia dan percaya diri.
Advertisement