Fakta Mengerikan Seputar Ganja yang Belum Diketahui Penggunanya

Pikir dua kali jika berniat merokok ganja, narkoba jenis ini meninggalkan jejak yang bersifat permanen.

oleh Adanti Pradita diperbarui 21 Nov 2016, 10:00 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2016, 10:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta Diantara semua jenis narkoba yang beredar, ganja merupakan yang paling diperjuangkan statusnya untuk menjadi legal di kalangan masyarakat dunia. Tidak bisa dipungkiri bahwa kegunaannya melampaui batas rekreasi dan sudah dibutuhkan di ranah industri dan juga untuk keperluan medis.

Meski sudah dilegalkan di beberapa wilayah dalam negara Australia dan Amerika Serikat, ada alasan tertentu kenapa negara-negara lain seperti Indonesia belum bisa atau kemungkinannya kecil untuk menerapkan kebijakan serupa.

Seperti dijelaskan di laman Live Science, Senin (21/11/2016), kebanyakan orang sudah tahu bahwa merokok ganja dapat mengganggu keseimbangan tubuh atau koordinasi dan keterampilan motorik penggunanya.

Namun, tidak semua orang tahu bahwa gangguan-gangguan tersebut bersifat permanen atau sangat mungkin dialami pengguna aktifnya bahkan di kala ia sadar atau saat sudah tidak menggunakannya lagi dalam waktu lama.

Ini merupakan fakta yang diungkapkan puluhan peneliti setelah melakukan 14 riset terpisah mengenai efek ganja pada fungsi kognitif, motorik dan kemampuan otak lainnya selama lebih dari satu dekade yaitu, dari tahun 1992 sampai 2015 kemarin.

Mereka semua menyimpulkan, pengguna ganja perlahan-lahan memicu perubahan pada jaringan sel otak yang disebut corticostriatal. Jaringan ini terhubung secara khusus pada sel-sel yang mengatur kemampuan motorik seseorang seperti memberikan reaksi lewat gerakan tubuh, lalu kemampuan mengontrol gerak-gerik badan dan ucapan, serta kapasitas  memori atau daya ingat.

“Jadi, pengguna ganja sangat mungkin mengalami hal-hal seperti bergerak, berbicara atau berpikir terlalu lambat bahkan saat dirinya dalam keadaan sadar atau sudah lama berhenti,” kata salah seorang peneliti di University of Texas, Dallas, Amerika Serikat, Shikha Prashad.

Jadi, bagi Anda yang masih bertanya-tanya alasan dibalik sulitnya ganja untuk dilegalkan, sekarang waktunya Anda memahami kekhawatiran pemerintah.

Tidak hanya membahayakan keselamatan pengendara di jalan saja, pengguna ganja yang otaknya sudah menjadi lambat dan kehilangan keseimbangan juga bisa menahan Bangsa ini dari segala kemajuan yang ada. Ini dikarenakan otak yang lambat umumnya tidak bisa bersaing dan tidak proaktif.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya