6 Pelajaran tentang Pernikahan, Pasangan Muda Harus Tahu

Pernikahan bukanlah akhir bahagia seperti cerita dongeng, melainkan awalan baru yang membutuhkan kerja keras.

oleh Nilam Suri diperbarui 07 Feb 2017, 09:00 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2017, 09:00 WIB
Pernikahan
Pernikahan bukanlah akhir bahagia seperti cerita dongeng, melainkan awalan baru yang membutuhkan kerja keras.

Liputan6.com, Jakarta Ketika berbicara tentang pernikahan, biasanya para pakar sering memberi nasihat "komunikasi adalah kunci kebahagiaan" atau "pertengkaran yang sehat sama dengan pernikahan yang sukses."

Namun faktanya, kehidupan pernikahan sesungguhnya tidaklah semudah itu. Inilah yang kemudian dibahas oleh Lindsey Ellison, seorang konselor dan pakar hubungan, yang menulis untuk Huffington Post, dikutip Selasa (7/2/2017).

Menikah pada usia 24 tahun, Ellison sudah lebih dulu khatam semua trik dan tips untuk menjalani kehidupan pernikahan yang sehat. Namun setelah memiliki dua anak dan menikah selama 10 tahun, Ellison dan suaminya bercerai. Ternyata semua nasihat tadi tak berhasil membuat pernikahannya kebal perpisahan.

Sekarang, Ellison bekerja sebagai pendamping--biasa disebut coach--bagi orang-orang yang ingin atau baru bercerai.

Setelah berbicara dengan ratusan wanita tentang penyesalan dan pelajaran hidup yang bisa mereka petik, Ellison berhasil mengumpulkan beberapa pelajaran penting.

Berikut enam hal yang harus dipahami oleh para pasangan muda sebelum memutuskan melangkah ke jenjang pernikahan:

Ketahui apa yang paling penting

Pernikahan
Ketahui apa yang penting saat merancang pesta pernikahan.

1. Bukan tentang pestanya, tapi orangnya

Industri pernikahan telah melakukan pekerjaan hebat dalam mencuci otak kita untuk berpikir: kita layak mendapatkan pesta pernikahan impian. Lebih dari sebelumnya, para pengantin terobsesi untuk menghabiskan uang jutaan rupiah untuk sehelai gaun yang akan mereka kenakan selama beberapa jam.

Begitu juga menghabiskan waktu selama berbulan-bulan demi menyiapkan setiap detil terkecil pesta pernikahan mereka, sampai ke jenis lipatan serbet yang akan mereka pilih.

Namun jangan lupa tujuan utama dar pesta itu sendiri, yaitu untuk menikahi sahabat terbaik Anda. Ketika berjalan menuju pelaminan, fokuslah pada pasangan, bukan semua orang lain yang menatap Anda.

Ingat, pesta pernikahan hanya berlangsung sehari, namun pernikahan Anda untuk selamanya.

Anggap dia sebagai sahabat yang menarik

Pernikahan
Jadi pasangan sebagai sahabat terbaik untuk mendampingi Anda dalam senang dan susah.

2. Jika sekarang tak tertarik, bisa jadi untuk selamanya

Mungkin Anda tumbuh besar bersama calon pasangan atau Anda telah bersama dan mengenalnya selama bertahun-tahun. Dan Anda mencintai pasangan karena semua sejarah yang kalian bagi dan lalui bersama.

Tapi apakah Anda tertarik, secara fisik, padanya? Wanita yang sudah menikah bertahun-tahun mengatakan pada Ellison, "Aku mencintainya, tapi aku tidak pernah menganggapnya menarik."

Dan itulah yang lantas membuat seks menjadi masalah besar dalam pernikahan, dengan salah satu pihak--atau keduanya--berselingkuh. Ketertarikan adalah bagian besar dalam keintiman dan gairah--yang adalah kunci dari pernikahan yang bisa bertahan seumur hidup.

3. Anda berdua perlu menjadi sahabat karib

Jika saat ini Anda berusia awal 20-an, Anda belum lagi mengalami kehilangan pekerjaan, cicilan rumah, ketakutan kehamilan atau ketidaksuburan, anak sakit tengah malam, atau harus mengurus orangtua yang sudah renta.

Anda nantinya harus melalui masa-masa sulit yang saat ini belum lagi terbayangkan, dan hubungan kalian berdua akan diuji. Dengan menjadi sahabat, uji cobakan semua permasalahan tadi, dan lihat bisakah Anda berdua menyelesaikannya.

Berpisah untuk bersatu

Pernikahan
Sadari bahwa Anda selalu bisa bercerai agar bisa lebih menghargai pernikahan.

4. Jangan pernah melengkapi satu sama lain

Film-film romantis memang sering membuai Anda dengan perkataan, "You complete me," (kamu melengkapiku). Namun ini rahasianya: Tak ada siapapun yang perlu melengkapi siapa-siapa.

Anda seharusnya mencintai diri sendiri dan merasa nyaman dengan diri Anda. Tak perlu ada pria/wanita lain untuk membuat Anda merasa lengkap.

Tanpa fondasi yang kuat dari diri sendiri, hubungan Anda berdua akan seolah dibangun dari tumpukan kartu. Dalam pernikahan 1+1 tidak sama dengan dua, melain dua kesatuan.

5. Perceraian selalu bisa jadi pilihan

Tak ada orang yang menikah yang berpikir mereka akan bercerai. Namun coba ini: Mulailah pernikahan Anda dengan pikiran Anda bisa saja bercerai.

Mengetahui dan menyadari pernikahan Anda selalu memiliki risiko perpisahan akan membuat Anda lebih menghargainya. Hargai satu sama lain setiap hari. Ucapkan terima kasih.

Jika Anda menemukan berlian di tanah, Anda akan menjaganya baik-baik bukan? Sadar bahwa berlian itu suatu hari bisa hilang. Perlakukan pernikahan Anda dengan cara yang sama.

Jangan bebankan pada anak

Pernikahan
Jangan jadikan anak sebagai alat untuk menyelamatkan pernikahan.

6. Memiliki anak tak akan membuat pernikahan Anda jadi lebih baik

Seandainya Anda belum tahu, memiliki anak itu sulit. Saat ketika anak hadir di kehidupan Anda, pernikahan Anda tak lagi tentang satu sama lain, namun tentang membesarkan seorang manusia baru.

Menjadi orangtua akan membawa kebahagiaan terbesar, namun hal ini juga membawa kesedihan, ketakutan, dan membutuhkan kerja keras.

Ellison melihat banyak pasangan tak bahagia berusaha mengisi kekosongan yang mereka rasakan dengan memiliki lebih banyak anak. Mereka akhirnya bercerai setelah sang anak beranjak besar.

Jadi jangan berharap anak akan memperbaiki pernikahan yang memang sudah tak kuat, karena akan ada waktunya, memiliki anak seolah menjadi pemisah Anda berdua.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya