Liputan6.com, Jakarta Mbah Gotho yang disebut-sebut sebagai manusia tertua di dunia akhirnya berpulang ke pangkuan Ilahi. Pria bernama asli Sodimejo, wafat pada Minggu, 30 April 2017, sore di kediamannya, Dukuh Segaran, Desa Cemeng, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Diduga usianya telah menginjak 146 saat menutup mata.
Semasa hidup, Mbah Gotho tak hanya menarik perhatian masyarakat Indonesia, tapi juga dunia. Bagaimana tidak? Usianya jauh melampaui angka harapan hidup penduduk Indonesia (70 tahun). Pria yang usianya nyaris 1,5 abad ini tetap bugar dan bisa berkomunikasi dengan baik. Liputan6.com jadi salah satu yang beruntung dapat bertemu dan berbincang dengan dengan beliau semasa hidup.
Baca Juga
Meski kini telah tiada, ada "warisan" hidup yang bisa diteladani dari Mbah Gotho. Bahkan bisa jadi itu merupakan resep bugar dan panjang umur ala Mbah Gotho: Sabar dan nrimo. Dua hal itu yang jadi pegangan pria asal Sragen ini menjalani kehidupan.
Advertisement
Para ahli sepakat bahwa panjang umur dikaitkan dengan beberapa faktor, salah satunya psikologis. Kemampuan Mbah Gotho bersikap sabar dan menerima semua keadaan dengan lapang dada menunjukkan kesehatan mental yang sangat baik.
Kesabaran Mbah Gotho dibuktikan dengan tak pernah marah atau melakukan kekerasan fisik pada istri maupun anak-anaknya.
"Tak pernah sekali pun saya marah atau memukul anak dan istri," ujar Mbah Gotho. "Karena itu, sudah saya rasakan sendiri. Saya kalau mau pukul orang itu, badan saya, saya pukul dulu. Sakit enggak? Kalau sakit, jangan pukul," ia menambahkan.
Terdengar sederhana, tapi sarat makna. Rasanya tak ada salahnya bila "warisan" Mbah Gotho ini coba kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, bukan? Setidaknya bersikap sabar dan ikhlas bisa mengurangi kadar stres secara signifikan, dengan begitu semoga usia panjang pun jadi bonus.
Selamat jalan, Mbah Gotho. Selamat beristirahat dengan tenang.