Liputan6.com, Pennsylvania, Amerika Serikat Wanita asal Pennsylvania, Amerika Serikat bertekad mempunyai pinggul terbesar di dunia. Bahkan jika itu membahayakan nyawanya, ia rela mati.
Â
Baca Juga
Advertisement
Bobbi-Jo Westley, 43 tahun sudah memiliki pinggul berukuran 251 cm. Namun, ia berpikir, rekor ukuran tersebut dipegang Mikel Ruffinelli dari Los Angeles, ditulis dari New York Post, Selasa (4/7/2017).
"Pinggul sayalah yang membuat saya jadi unik," katanya.
Pinggul besarnya yang menggoda berhasil membuat geger dunia maya. Foto dirinya banyak dibagikan di media sosial.
"Ketika saya menyadari, ada pria di luar sana yang menyukai bentuk tubuh saya. Saya agak terkejut. Beberapa pria ada yang bertanya, 'Maukah kau menikah dengan saya?' Itu agak sulit karena saya sudah menikah," ucap Westley.
Kini, berat badan Westley mencapai 245 kg. Tiap kali pergi ke dokter, ia mengatakan, pinggulnya adalah bagian tubuh terindah dan punya harga mahal.Â
Â
Sulit lakukan aktivitas
Sulit lakukan aktivitas
Saat ini Westley hanya di rumah dan berada di bawah pengawasan dokter.Ukuran pinggul yang luar biasa besar mencegahnya melakukan aktivitas sehari-hari.
"Ketika saya naik atau turun tangga. Keluar-masuk melalui pintu, saya harus memiringkan tubuh ke samping sedikit," katanya.
Kenaikan berat badan yang besar disebabkan tiroid (kelenjar) yang kurang aktif, kondisi yang didiagnosisnya enam tahun yang lalu. Westley mengaku, ia tahu membesarkan pinggul dapat membahayakan dirinya sendiri. Ia sempat khawatir dengan kesehatannya.
Dokter juga memintanya untuk mempertimbangkan operasi bypass lambung untuk menurunkan berat badan. Namun, ia bersikeras ingin memecahkan rekor.
"Ini sesuatu yang harus saya lakukan. Saya ingin diingat banyak orang," ujarnya.
Advertisement
Bom waktu
Bom waktu
Ahli gizi, Nadia Sharifi, pemilik MyTrimLine Weight Loss and Wellness Centres menanggapi kondisi yang terjadi pada Westley.
"Ini benar-benar pilihan hidup atau mati pada saat ini. Karena ini menyangkut pembuluh darahnya. Pembuluh darahnya sewaktu-waktu dapat pecah. Pada intinya, ini ibarat bom waktu yang bisa meledak," jelas Nadia.