Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Dampak Penggunaan Glitter di Vagina Baru Muncul saat Seks Oral

Ada tren baru penggunaan glitter pada vagina.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 08 Jul 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2017, 20:00 WIB
Vagina
Penggunaan glitter pada vagina sangat berbahaya.

Liputan6.com, Jakarta Tren terbaru berupa glitter yang digunakan pada vagina makin marak. Serbuk glitter yang dikenal sebagai "Passion Dust" laris manis di pasaran. Glitter dimaksudkan membuat daerah vagina terasa lebih kenyal layaknya permen saat berhubungan intim.

Disebutkan bahwa glitter untuk cairan ini bukan cairan, pelumas, atau gel. Akan tetapi glitter ini tidak menimbulkan maupun menciptakan sensasi yang mengubah performa seksual Anda.

"Satu-satunya tujuannya adalah menambahkan percikan dan rasa ke cairan vagina alami agar pengalaman bercinta jauh lebih menyenangkan untuk Anda dan pasangan." tulis situs pengecer, Pretty Woman Inc

Menurut situs tersebut, cara kerja glitter berupa memasukkan kapsul ke dalam vagina, yang kemudian larut sehingga glitter terlepas. Isi glitter berupa campuran gelatin, tepung pati, bubuk akasia (getah arab), dan pati Zea Mays.

Sang pembuat produk bersikeras bahwa produk tersebut aman digunakan sesering yang disukai. Namun, mereka memperingatkan, hal itu dapat memicu serangan asma bagi mereka yang menderita asma jika tertelan saat seks oral.


Ganggu kesehatan wanita

Ganggu kesehatan wanita

Dokter di seluruh dunia menanggapi adanya glitter untuk vagina. Produk bernama Passion Dust ini dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi wanita.

Bagi Dr. Yolanda Kirkham, dokter kandungan dan ginekolog di Women's College Hospital dan Pusat Kesehatan St Joseph di Toronto, Kanada, tren ini tidak hanya aneh. Ia meragukan bahan-bahan pembuatannya.

"Keseimbangan pH akan terganggu. Dilihat dari bahan pembuatannya dapat membuat jamur tumbuh dan berkembang pada vagina. Apalagi jika terbuat dari gelatin--yang mengandung gula. Hal ini kian memperburuk kesehatan," jelas Kirkham, ditulis dari Global News, Jumat (7/7/2017).

Wanita juga harus diberi tahu, produk tersebut dapat menyebabkan infeksi. Baik infeksi kulit di sekitar area vagina dan infeksi saluran kencing, yang dapat menyebabkan infeksi kandung kemih dan infeksi ginjal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya