Liputan6.com, Jakarta Jika dicermati, video viral aksi bullying Gunadarma terhadap mahasiswa autisme oleh rekan satu jurusannya, yang diunggah pada Sabtu, 15 Juli 2017, menyorot sesuatu yang lain. Saat pelaku bullying menarik tas ransel dan mengadang pergerakan mahasiswa autis untuk berjalan, tampak mahasiswa-mahasiswa lain yang melihat diam saja.
Baca Juga
Advertisement
Mereka tidak tampak berusaha menolong mahasiswa autis maupun menghentikan aksi tersebut.
Psikolog anak dan keluarga, Ayoe Utami, menjelaskan, ada tiga aspek yang terlibat dalam bullying: pelaku, korban, dan saksi. Saksi ini adalah orang yang melihat aksi bullying.
"Saksi itu juga ada tipenya. Saksi yang ikut ngomporin sehingga bullying terus berlanjut, yang menyebabkan korban diperlakukan semakin buruk. Ada juga saksi yang tidak melakukan apa-apa. Mereka diam saja dan tidak membantu menghentikan bullying," jelas Ayoe ketika dihubungi Health Liputan6.com pada Senin (17/7/2017).
Saksi yang tidak menghentikan aksi bullying bisa disebabkan mereka takut terhadap pelaku bullying. Penyebab lain, saksi tersebut cemas bila menghentikan aksi bullying, mereka bisa saja ikut di-bully.
Di sisi lain, Ayoe sangat salut atas keberanian seseorang yang mengunggah video viral mahasiswa autis Gunadarma yang di-bully sehingga publik menjadi tahu peristiwa tersebut.