Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

5 Perubahan Vagina Setelah Melahirkan

Setelah seorang wanita melahirkan, akan ada beberapa perubahan yang terjadi pada vagina.

oleh Nilam Suri diperbarui 28 Agu 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2017, 20:00 WIB
Vagina
Setelah seorang wanita melahirkan, akan ada beberapa perubahan yang terjadi pada vagina.

Liputan6.com, Jakarta Kehidupan seorang wanita berubah setelah dia memiliki bayi. Hal yang sama terjadi juga pada vagina mereka.

"Setiap wanita akan mengalami perubahan vagina setelah melahirkan, dan tidak seorang wanita pun yang kondisinya akan sama persis seperti sebelum dia melahirkan," ujar Alyssa Dweck, MD, ob-gyn dari New York dan salah satu penulis The Complete A to Z for Your V.

Namun perlu diingat, perubahan ini bukan berarti buruk. Lagipula, walau bentuk dan kondisi vagina terasa berbeda, perubahan ini akan surut seiring dengan produksi hormon dan fungsi tubuh kembali pada situasi sebelum kehamilan, lanjut Dr. Dweck.

Ditambah lagi, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk memastikan transformasi vagina lebih singkat. Melansir Health, Senin (28/8/2017), berikut beberapa perubahan yang terjadi pada vagina setelah melahirkan:

1. Vagina terasa lebih longgar

Setelah mengeluarkan sesuatu yang ukurannya sebesar semangka, wajar jika wanita merasa otot dasar pelvisnya jadi lebih rileks dan longgar. Hal ini bisa membuat vagina terasa longgar, terutama di tahun pertama setelah melahirkan.

"Vagina juga bisa terasa lebih berangin ketika Anda berjalan," lanjut Dr. Dweck.

Seberapa lapang vagina setelahnya bergantung pada beberapa faktor, termasuk beberapa lama persalinan dan seberapa besar bayi Anda. Mereka yang melahirkan melalui operasi caesar, wanita tidak akan mengalami hal ini, karena bayi tidak keluar melalui vagina.

Jika kelonggaran vagina mengganggu Anda, ada beberapa langkah untuk kembali membuatnya rapat.

Melakukan latihan kegel secara teratur bisa membantu vagina terasa kembali normal, tambah Dr. Dweck. Mempertahankan berat badan dan menjaga kesehatan secara keseluruhan juga akan membantu vagina kembali ke ukuran dan kondisi semula.

2. Vagina jadi lebih kering

Aktif Berhubungan Seksual Kendurkan Otot Vagina, Benarkah?
Vagina jadi lebih kering.

Kekeringan vagina adalah keluhan yang paling banyak dilontarkan para ibu baru yang sedang menyusui. Menyusui bisa membuat kadar estrogen anjlok. Kekurangan estrogen bisa membuat vagina terasa sekering gurun Sahara.

Karena kekeringan ini berhubungan dengan menyusui, biasanya hal ini hanya berlangsung sementara. "Biasanya begitu Anda berhenti menyusui dan menstruasi kembali normal, kadar estrogen akan melonjak naik. Anda akan kembali berovulasi, dan semuanya akan kembali normal," jelas Dweck.

Jika Anda sudah kembali berhubungan seks, namun kekeringan vagina membuatnya menjadi rumit, waktunya untuk menggunakan pelumas buatan.

"Pelumas adalah bantuan yang vital untuk kondisi ini," ujar Dr. Dweck.

Jika pelumas tidak bisa membantu menggembalikan gairah bercinta, mintalah dokter kandungan Anda meresepkan krim estrogen vaginal, saran Mary Jane Minkin, MD, profesor klinis kebidanan, kandungan, dan ilmu reproduksi di Yale School of Medicine.

3. Vagina terasa perih

Vagina Alat Kelamin Perempuan
Vagina terasa perih.

Melahirkan bayi memang bisa menyakitkan, terutama untuk vagina. Jaringan di sekitar vagina bisa robek, ujar Dr. Minkin.

Robekan ini biasanya langsung dijahit langsung setelah melahirkan. Namun, proses pemulihan dari rasa sakit dan traumanya membutuhkan waktu, terutama jika robekan tidak hanya terjadi pada kulit, juga otot.

"Untuk beberapa waktu, area ini akan terasa tidak nyaman, walaupun dalam beberapa minggu keadaannya akan membaik," jelas Dr. Minkin. "Kami selalu mendorong wanita untuk duduk di bak berisi air hangat untuk membantu mengurangi bengkak dan rasa sakit."

4. Warna vagina bisa berubah

5 Cara Menjaga Kebersihan Vagina yang Tepat
Warna vagina bisa berubah.

Jangan kaget jika vulva (area luar kanal vagina, termasuk labia, klitoris, dan pernineum) berubah warna setelah melahirkan.

"Area ini bisa berubah warna tidak hanya karena perubahan hormon selama kehamilan, tetapi juga karena (operasi) perbaikan robekan dan luka pascamelahirkan," jelas Dr. Dweck.

Secara umum, warna vagina biasanya jadi lebih gelap. "Kecuali ada sesuatu yang terlihat menakutkan, seperti tahi lalat gelap yang mengkhawatirkan jika Anda melihatnya di bagian tubuh manapun, tidak ada yang perlu dikhawatirkan bila warna vagina berubah."

Perubahan warna akibat hormon juga akan mempengaruhi wanita yang melakukan prosedur caesar. Perubahan warna ini akan memudar seiring waktu, tapi biasanya mereka tidak akan pernah benar-benar kembali ke warna semula.

5. Akan keluar cairan berdarah

Jangan Tindik Vaginamu Kalau Belum Siap Terima 4 Risiko Ini
Akan keluar cairan berdarah dari vagina.

Perubahan vagina tidak akan lengkap tanpa menyebutkan pendarahannya. Mereka yang melakukan prosedur caesar ataupun melahirkan normal tetap vaginanya akan mengeluarkan sesuatu dari rahim yang biasa disebut lochia, gabungan dari darah, lendir, dan cairan.

"Lochia akan mengalami perubahan warna dan konsistensi seiring bertambahnya minggu," ujar Dr. Dweck. "Biasanya setelah 6 minggu, hal ini akan berhenti."

Tidak perlu mengkhawatirkan lochia, kecuali jika keluarnya cairan disertai bau busuk, rasa nyeri, dan gatal. Menurut Dr. Dweck, begitu Anda kembali berovulasi, dan menstruasi muncul, cairannya akan kembali seperti menstruasi biasa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya