Kenali Perbedaan Serangan Jantung dan Henti Jantung

Dokter. Jetty R. H Sedyawan, Sp. JP menjelaskan perbedaan henti jantung dan serangan jantung.

oleh Umi Septia diperbarui 14 Sep 2017, 18:30 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2017, 18:30 WIB
Serangan jantung
Seperti pria, kemungkinan wanita menderita penyakit jantung sangat besar dan tidak boleh dianggap remeh.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit jantung merupakan sepertiga dari penyebab kematian di seluruh dunia. Bahkan separuh dari penyebab kematian pada penyakit tidak menular ialah penyakit jantung.

Satu per tiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung. Selain itu, separuh kematian pada penyakit tidak menular juga dikarenakan penyakit jantung.

Sayangnya, hingga saat ini masih kerap terjadi kesalahan pemahaman antara serangan jantung dan henti jantung.

Sekjen Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia dr. Jetty R. H Sedyawan, Sp. JP menjelaskan mengenai perbedaan henti jantung dan serangan jantung.

"Serangan jantung diakibatkan oleh penyempitan total pembuluh darah koroner sehingga terjadinya mati jaringan," papar dr. Jetty dalam acara diskusi bersama Philips pada Kamis (14/9/17) di kawasan Jakarta Pusat.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pada kondisi serangan jantung, pasien bisa dibawa ke rumah sakit dalam enam jam pertama setelah serangan terjadi.

Namun, jika pasien mengalami detak nadi melemah, salah satu cara untuk memicu detak jantung adalah dengan menyuruh penderita serangan jantung untuk batuk.

"Batuk berguna untuk merangsang impuls nadi di jantung. Tapi kalau nadi tidak pelan maka tidak perlu dirangsang untuk batuk," lanjutnya.

 

Saksikan juga video berikut ini: 


Henti jantung dan pertolongan resusitasi jantung paru (CPR)

Henti jantung merupakan kondisi ketika seseorang kehilangan kesadaran, detak nadi, dan pernapasan.

Sebagai pertolongan pertama bagi korban henti jantung, dr. Jetti menekankan pentingnya pertolongan pasien pada masa emas.

"Pada sepuluh menit pertama, penting untuk memberikan pertolongan CPR. Pada saat itu pasien henti jantung bisa ditolong," ucapnya.

Selain itu, pertolongan pada masa emas ini memberi kemungkinan besar korban akan bertahan hidup tanpa terjadi kerusakan pada otak. Untuk itulah dia mengimbau pentingnya pemahaman masyarakat mengenai pertolongan agar dapat menolong keluarga saat kondisi darurat seperti serangan jantung dan henti jantung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya