Dari Batuk, Pria Ini Malah Didiagnosis Kanker Payudara

Ronnie Pace tidak menyangka, kunjungannya ke dokter untuk memeriksakan batuk berakhir dengan diagnosis kanker payudara.

oleh Nilam Suri diperbarui 23 Okt 2017, 07:30 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2017, 07:30 WIB
Waspada Kanker Payudara Pada Pria
Ronnie Pace tidak menyangka, kunjungannya ke dokter untuk memeriksakan batuk berakhir dengan diagnosis kanker payudara.

Liputan6.com, Jakarta Ketika berbicara kanker payudara, selalu ada anggapan kalau penyakit mematikan ini hanya diderita wanita. Padahal, pria juga punya payudara, yang artinya mereka juga menderita kanker ini.

Melansir laman Health, Senin (23/10/2017), seorang pria mengungkapkan kisahnya sebagai penderita kanker payudara.

Saat itu tahun 2013. Ronnie Pace baru saja melakukan CT Scan setelah berkonsultasi dengan beberapa dokter spesialis sehubungan batuk kering yang terus dideritanya.

Ketika kembali menemui dokter untuk melihat hasil pindainya, dokter menyampaikan kabar yang membuatnya terhenyak. "Kamu mungkin tidak sering mendengar hal ini dari dokter," ujar sang dokter, "tapi kamu memiliki benjolan di payudara kananmu. Kita bisa mengamatinya selama enam bulan."

Perkataan dokter ini sempat membuat Ronnie bingung. "Apa yang harus diawasi?" tanyanya bingung.

"Bung, kamu memiliki kanker payudara," tutur si dokter lagi.

Kabar dari sang dokter tentu membuat pria Amerika Serikat ini kaget. Sebagai pria, dia mengaku tidak menyangka akan mendengar hal itu. Sebelumnya, dia juga tidak pernah mendengar tentang pria terkena kanker payudara.

Faktanya, satu dari 1.000 pria bisa terkena kanker payduara. Walau kemungkinannya kecil, tapi Ronnie tetap tidak mau mengambil risiko, dan memutuskan untuk mencari tahu secara pasti tentang benjolan di payudaranya itu.

Hasil biopsi menunjukkan, benjolan di payudara Ronnie bersifat ganas.

Menyadari kasus kanker payudara pada pria adalah sesuatu yang langka, dia memutuskan untuk melakukan perawatan di tempat yang memang sudah biasa menangani pasien kanker payudara, sebuah klinik di Houston, Texas.

Ronnie pun melakukan mastektomi, atau pengangkatan payudara. Karena memang, tidak ada terlalu banyak pilihan penanganan kanker payudara untuk pria.

Proses mastektomi Ronnie berjalan lancar. Dan walau sang ibu menderita kanker payudara, Ronnie tidak memiliki mutasi gen BRCA1 atau BRCA2, yang meningkatkan risiko kanker payudara. Ini artinya, kanker payudara yang dimiliki Ronnie kecil kemungkinannya untuk muncul kembali, hanya sekitar 8 persen.

Walau begitu, setelah mastektomi, Ronnie harus melakukan terapi hormon bernama tamoxifen, yang akan menurunkan risiko kankernya muncul kembali.

"Setidaknya begitulah yang terjadi pada wanita, aku diobati dengan obat hanya diuji pada wanita," jelasnya. Ronnie tidak membutuhkan radiasi atau kemoterapi, jadi dia pikir itulah akhir dari kanker payudaranya.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Muncul Kembali

Pria Juga Bisa Terkena Kanker Payudara
Pria Juga Bisa Terkena Kanker Payudara

Pada tahun 2015, dua tahun setelah diagnosis pertama, Ronnie berkesempatan untuk muncul dalam sebuah dokumenter tentang penderita kanker payudara pria.

Untuk dokumenter tersebut, Ronnie diminta untuk mengangkat bajunya untuk menunjukkan bekas mastektomi pada pria.

"Aku meletakkan tanganku di atas bekas luka, dan ujung jariku menyentuh sebuah benjolan," paparnya. "Aku membeku, tapi berusaha mempertahankan mimik wajah tenang. Tapi aku berpikir, haruskah aku merasa lebih takut atau lebih berani, mengingat sekarang aku sudah lebih tahu dibanding dua tahun yang lalu."

Ronnie pun kembali menghubungi tim perawatannya dulu. Dan ternyata, dia kembali membutuhkan operasi.

Hal ini membuatnya sedih, karena harus menyampaikan pada istrinya (yang dulu sempat sangat khawatir), pada anak-anak dan cucu-cucunya, bahwa dia kena kanker lagi.

"Mereka melalui saat pertama dulu di sampingku, jadi hal ini adalah sesuatu yang sangat menyedihkan," tulisnya.

Ronnie lalu menjalani terapi radiasi selama 33 hari. Dia mengakhiri radiasinya pada bulan Desember 2015.

"Aku menerima diagnosis yang mengubah hidup, tapi aku memutuskan bahwa aku akan membantu orang lain karena hal itu," lanjutnya. Ronnie lalu memutukan untuk menjadi sukarelawan di klinik tempatnya dirawat, dengan tujuan membantu meningkatkan pengalaman para penderita kanker.

Ada sekitar 460 pria meninggal setiap tahunnya karena kanker payudara di AS. Ini karena, penyakit mereka terlambat dideteksi.

Banyak pria mengabaikan benjolan yang mereka temukan, karena tidak tahu kalau mereka juga bisa menderita kanker payudara.

Sekarang Ronnie bertekad untuk membantu menyebarkan kewaspadaan, kanker payudara bukan hanya penyakit wanita, tapi juga diderita pria.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya