Rumah ke Kantor Jauh? Waspadai Bahayanya

Stres sudah pasti. Selain itu, ada orang yang melakukan perjalanan jarak jauh dari rumah ke kantor meningkatkan risiko sakit punggung.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 01 Nov 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2017, 13:30 WIB
Ganasnya Gerbong Kereta Commuter Line Wanita
Kepadatan penumpang kereta commuter line terasa saat jam-jam sibuk, yaitu jam berangkat dan pulang kerja. (Liputan 6 SCTV)

Liputan6.com, Jakarta Senin sampai Jumat, Langit (27) setiap hari menempuh jarak jauh. Dia harus bangun 04.45 demi bisa berangkat kerja pukul 05.30. Kala matahari belum bersinar, pegawai swasta ini menyalakan motor matic lalu pergi sejauh 30-an km dari Parung, Jawa Barat, ke arah Jakarta Selatan tempat kantornya berada.

Ada banyak orang seperti Langit yang hampir setiap hari menempuh perjalanan puluhan kilometer dari rumah ke tempat bekerja. Entah menggunakan kendaraan pribadi atau umum yang memakan waktu satu hingga dua jam. Dengan total antara dua hingga empat jam berada di jalan.

Sejumlah risiko kesehatan ada di balik perjalanan jarak jauh orang-orang seperti Langit setiap hari. Hal tersebut tertuang dalam studi yang dilakukan The Royal Society for Public Health (RSPH).

"Bagi sebagian orang yang setiap hari melakukan perjalanan jauh bisa jadi pengalaman menyenangkan, jadi punya waktu untuk berefleksi dan rileks. Namun, semakin bertambahnya orang seperti ini berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan," kata pimpinan eksekutif RSPH, Shirley Cramer.

Berikut hal buruk terkait kesehatan yang rentan mengintai orang yang berkantor jauh dari rumah, seperti mengutip Health, Rabu (1/11/2017).

1. Stres

Jalanan yang macet, kereta yang penuh sesak saat jam-jam sibuk, dan kereta terlambat membuat beberapa hal yang membuat para commuter bisa membuat kesejahteraan mereka berkurang. Tak sedikit yang mengaku stres dengan kondisi tersebut.

2. Berat badan naik

Sekitar 38 persen partisipan dalam jajak pendapat ini mengatakan punya waktu terbatas menyiapkan makanan sehat di rumah. "Daripada telat gara-gara bikin makanan, mending langsung ke kantor", kira-kira begitu.

Rasa lapar dan haus membuat para pejuang ini memilih mengonsumsi makanan yang tersedia di toko-toko di sekitar stasiun atau terminal. Kecenderungan makanan yang tersedia tidak sehat, seperti tinggi lemak dan gula yang lama-lama membuat berat badan naik.

Belum lagi, duduk berlama-lama di mobil, bus atau kereta membuat waktu untuk berolahraga jadi terbatas. Hal ini berkontribusi pada peningkatan berat badan dan tekanan darah tinggi.

 

Saksikan juga video menarik berikut

 

 

Gula darah dan kolesterol meningkat

3. Gula darah meningkat

Menyetir mobil lebih dari 17 km setiap kali jalan setiap hari dari tempat kerja ke kantor meningkatkan gula darah, seperti ditulis dalam riset yang dilakukan University School of Medicine, Amerika Serikat. Kadar gula darah yang tinggi bisa mengarah ke prediabetes dan diabetes, seperti mengutip laman Time.

4. Kolesterol menukik 

Laporan dari The American Journal of Preventive Medicine menemukan efek menempuh perjalanan lebih dari 17 km sekali jalan dari rumah ke kantor. Orang-orang tersebut rentan terkena kolesterol tinggi yang meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.

 

Kebahagiaan hidup menurun

5. Kecemasan meningkat

Data dari UK Office of National Statistic menyebutkan orang yang lebih dari 1,5 jam sekali jalan dari rumah ke kantor cenderung punya tingkat kecemasan yang tinggi dibandingkan yang waktu tempuhnya lebih dekat, seperti mengutip Time.

6. Kebahagiaan hidup menurun

Masih dari laporan yang sama, kemacetan panjang bisa mengurangi kepuasan dan kebahagiaan hidup. Siapa juga yang senang bila waktu tersita habis di jalanan. 

7. Punggung rentan sakit

Berjam-jam bahkan belasan jam dalam seminggu menghabiskan waktu duduk di bus, kereta, atau mobil berdampak buruk pada postur tubuh dan punggung. Ada kecenderungan orang yang menempuh perjalanan jauh setiap hari melaporkan rasa sakit antara punggung dan leher.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya