Awas, IQ Bisa Jadi Jongkok Gara-Gara Rokok

Efek jangka panjang merokok ternyata memengaruhi kemampuan otak berkembang.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 23 Nov 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2017, 06:30 WIB
Berhenti Merokok
Ilustrasi Foto Stop atau Berhenti Merokok (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Efek jangka panjang merokok ternyata memengaruhi kemampuan otak. Dalam hal ini, kemampuan otak untuk berkembang akan terganggu.

Potensi kemampuan otak secara perlahan-lahan menurun. Hal inilah yang disebut sebagai gangguan kognitif, yang bisa menyebabkan menurunkan kecerdasan alias IQ jongkok.

"Selama ini kan bahaya merokok seperti kanker, hipertensi, diabetes, dan stroke sudah banyak yang tahu. Rasanya orang jadi enggak aware (peduli) lagi, karena sudah biasa mendengarnya. Sudah enggak takut lagi," jelas Santi Martini dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga ditulis Kamis (23/11/2017).

Ditemui usai acara bedah buku penelitian Health and Economics Costs of Tobacco in Indonesia di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Santi berpandangan, gangguan kognitif karena merokok bisa merusak kualitas hidup seseorang.

Kualitas hidup yang rusak akibat merokok ini tidak hanya berdampak buruk bagi dirinya sendiri. Tapi juga berdampak buruk terhadap keluarga. Misal, komunikasi dan hubungan sosial dengan orang lain terkendala.

 

 

Kemampuan otak menurun

Lebih lanjut, Santi menggambarkan, gangguan kognitif yang bisa dialami perokok. Komunikasi dan hubungan sosial dengan orang lain terkendala.

"Misalnya, orang yang usianya 50 tahun, tapi kognitifnya (kemampuan otak) seperti anak SD atau TK. Bayangkan, betapa buruknya itu. Itu bisa meruntuhkan kualitas hidup dia dan keluarganya," Santi menambahkan.

Studi efek merokok, yang menyebabkan gangguan kognitif sudah dilakukan Marcus Richard di Inggris. Ia mengamati orang yang lahir tahun 1964, diukur pada waktu mereka berusia 36, 43 , dan 53 tahun. Mereka diukur tingkat kognitifnya.

"Ditanya merokok atau enggak. Hasilnya, merokok ternyata memengaruhi penurunan otak secara cepat," lanjutnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya