Liputan6.com, Jakarta Sejumlah ilmuwan dari Harvard University mengatakan, penggunaan obat kumur bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
"Membilas mulut dengan cairan antibakteri justru dapat memusnahkan bakteri baik di mulut. Nah, kurangnya bakteri baik inilah yang akan memicu diabetes," kata para ilmuwan, seperti dikutip laman Express, Jumat (21/11/2017).
Baca Juga
Tapi jangan panik dulu, hal ini berlaku bagi mereka yang menggunakan obat kumur berlebihan. "Menggunakannya dua kali sehari meningkatkan 55 kali risiko diabetes atau prediabetes hanya dalam waktu tiga tahun."
Advertisement
"Obat kumur dirancang mengandung bahan yang bisa membunuh bakteri di mulut agar bisa menyegarkan napas. Namun pada akhirnya, semua bakteri baik ikut hilang," ujar peneliti.
Â
Â
Simak video berikut ini:
Alasannya..?
Padahal, kata peneliti, bakteri baik di mulut dapat membantu tubuh memproduksi oksida nitrat yang bisa mengatur kadar insulin.
"Sebagian besar bahan antibakteri dalam obat kumur tidak selektif," kata Profesor Kaumudi Joshipura, dari Harvard School of Public Health. Dengan kata lain, obat kumur tidak menargetkan bakteri mulut tertentu.
Para periset menganalisis 1.206 orang kelebihan berat badan berusia 40 sampai 65 tahun yang dikategorikan berisiko diabetes.
Pada akhir penelitian, 17 persen menderita diabetes. Namun, angka ini naik menjadi 20 persen bagi orang-orang yang menggunakan obat kumur sekali sehari, dan 30 persen jika obat kumur digunakan pada pagi dan sore hari.
Bahan umum dalam obat kumur termasuk alkohol, fluoride, peroksida, cetylpyridinium chloride dan chlorhexidine dimaksudkan untuk melawan bau mulut. Namun, jika Anda ingin meningkatkan kadar bakteri 'baik' di mulut Anda, menyikat gigi saja dengan probiotik. Hal ini bermanfaat bagi pencernaan, imun dan tingkat stres.
Advertisement