Liputan6.com, Jakarta Rokok elektrik mungkin terdengar asing bagi para perokok tembakau aktif, terutama yang telah merokok selama bertahun-tahun. Inovasi rokok bertenaga listrik ini dipercaya menjadi alternatif bagi para perokok konvensional, terutama mereka yang hendak berhenti merokok. Akan tetapi, alat yang berprinsip sama dengan rokok konvensional ini sudah menjamur di kalangan anak muda.
Ternyata rokok elektrik pun turut menyumbang pertumbuhan angka perokok pemula. Dilansir dari laman New York Post, Kamis (4/1/2018), sebuah riset di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sebanyak 10 ribu anak berusia 12-17 tahun yang mencoba rokok elektrik, menjadi perokok aktif.
Baca Juga
Dr. Benjamin Chafee, pemimpin studi yang dilakukan Universitas California itu mengatakan bahwa pemuda yang pernah menggunakan rokok elektrik memiliki kecenderungan untuk merokok lebih besar daripada pemuda yang belum pernah merokok.
Advertisement
“Umumnya, setahun setelah menggunakan rokok elektrik, mereka menjadi perokok,” tutur dia.
Kondisi serupa terjadi di Kanada. Sebanyak 44 ribu pemuda yang mencoba rokok elektrik pun menjadi perokok aktif.
Saksikan juga video berikut ini:
Rokok Elektrik Mengandung Nikotin
Seperti rokok tembakau atau rokok tradisional, rokok elektrik pun mengandung nikotin. Nikotin pada rokok elektrik terkandung dalam liquid atau cairan yang diisap oleh penggunanya.
Chafee menjelaskan bahwa zat tersebut lah yang menyebabkan ketergantungan, sehingga mereka akan mencoba untuk merokok tembakau.
Adapun dalam satu rokok elektrik, terdapat reservoir untuk tempat penyimpanan liquid, atomizer sebagai alat pemanas, baterai untuk sumber tenaga dari rokok elektrik, dan mouthpiece atau corong isap. Komponen-komponen tersebut jika dirangkai sedemikian rupa akan menjadi satu rokok elektrik, yang memiliki prinsip kerja yang sama dengan rokok tembakau.
Bagi Anda yang belum pernah mencoba rokok elektrik, berpikirlah sebelum mencobanya. Bisa jadi Anda akan menjadi perokok tembakau yang aktif.
Advertisement