Liputan6.com, Jakarta Kesehatan hewan, baik hewan peliharaan atau hewan ternak perlu dijaga. Kondisi hewan-hewan tersebut bisa memengaruhi kesehatan manusia.
"Aspek kesehatan hewan itu sangat penting untuk dikendalikan atau ditangani karena ujung-ujungnya 80 persen yang terjadi di hewan bisa menular ke manusia," kata Kepala Seksi Analisis Epidemiologi dan Sistem Informasi Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, drh. M. Muharram Hidayat.
Baca Juga
Kementerian Pertanian fokus pada lima penyakit menular pada hewan yang bila tidak diatasi bisa memengaruhi perekonomian dan kesehatan masyarakat. Empat dari lima penyakit tersebut adalah zoonosis artinya bisa menular ke manusia. Yakni rabies, avian influenza, brucellosis, dan antraks seperti disampaikan drh. M. Muharram Hidayat.
Advertisement
Rabies misalnya, kasus penyakit yang menyerang anjing ini juga kerap menular ke manusia lewat gigitan. Kasus rabies di Indonesia kerap terjadi di Bali dan Menado. Targetnya pada 2020 Indonesia bebas rabies.
Sementara, avian influenza atau flu burung adalah jenis penyakit influenza pada hewan unggas. Manusia bisa tertular flu burung bila melakukan kontak dengan hewan yang sakit.
"Di flu burung itu ada jenis highly pathogenic dan low pathogenic, yang menular ke manusia masih yang highly pathogenic. Jadi kasus-kasus di manusia itu seringnya flu burung H5N1," kata pria yang akrab disapa Andi itu di Jakarta, Rabu (7/2/2018), mengenai kesehatan hewan yang berpengaruh pada manusia.
Saksikan juga video berikut ini:
Brucellosis dan Antraks
Brucellosis adalah penyakit hewan yang umumnya menyerang sapi. Hewan yang sakit brucellosis bisa menyebabkan abortus alias keguguran.
Data WHO 2014 menyebutkan sekitar 500 ribu orang tertular penyakit brucellosis. Beberapa gejala yang timbul pada manusia diantaranya demam, berat badan turun, lelah, sakit kepala, dan kehilangan nafsu makan.
Sementara untuk antraks adalah penyakit serius karena bakteri Bacillus anthracis yang kerap menjangkiti hewan ternak. Penyakit ini juga bisa menular ke manusia karena menghirup spora antraks atau mengonsumsi daging hewan berpenyakit antraks.
Andi mengatakan penyakit ini tidak dapat dibebaskan karena sifat dari agen penyebabnya mampu membentuk spora di dalam tanah dan tahan hingga puluhan tahun. Yang perlu dilakukan adalah deteksi dini, investigasi lapangan dan pengobatan tepat.
Advertisement
Penularan dari manusia ke hewan
Tak hanya hewan yang bisa menularkan penyakit ke manusia bisa juga sebaliknya seperti disampaikan drh Andi.
"TB (tuberkulosis) itu penyakit pada manusia, tapi bisa juga menular dai manusia ke hewan," katanya.
Misalnya seseorang di penangkaran orang utan sakit TB dan tidak diobati. Penyakit itu bisa kemudian menular ke orang utan.