Ketuk Pintu, Efektif Eliminasi Kusta di Gowa

Beberapa pasien kusta berhasil dideteksi dini dan mendapatkan pengobatan intensif di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, dengan Program Ketuk Pintu.

oleh Nilam Suri diperbarui 18 Mar 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2018, 11:00 WIB
Ilustrasi Kusta (iStockphoto)
Hentikan Segala Bentuk Stigma dan Diskriminasi Terhadap Pasien Kusta (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Beberapa pasien kusta berhasil dideteksi dini dan mendapatkan pengobatan intensif di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Hal ini berhasil dilakukan berkat program yang dilakukan oleh puskesmas setempat, Program Ketuk Pintu.

Salah satu puskesmas yang rajin menjalankan program Ketuk Pintu adalah Puskesmas Kanjilo, di Kecamatan Barombong. Puskesmas ini tidaklah istimewa besarnya. Mereka memiliki dua orang dokter, satu dokter gigi, dan 10 perawat. Namun, petugas setempat rajin turun langsung ke lapangan untuk mengeliminasi kusta.

Saat menerima kunjungan Yohei Sasakawa, Duta WHO untuk pengeliminasian kusta, Sabtu (17/3/2018), dr. Nurhayati, petugas pelaksana program kusta, menjelaskan tentang program yang memiliki nama resmi Intensive Care Finding ini.

Saat menerima pasien kusta, petugas puskesmas kemudian mengunjungi daerah tempat tinggal pasien. Mereka akan mengecek dan mencari, apakah ada penduduk sekitar yang juga terkena penyakit kulit ini.

"Pertama, saat kita menerima pasien kusta, itu ada potensi penularan di lingkungan sekitar. Itu contact rising namanya," dr. Umar Ali, Kepala Puskesmas Kanjilo, menjelaskan cara kerja program Ketuk Pintu ini.

Tim kemudian akan mendatangi area tempat tinggal pasien dan melakukan "ketuk pintu", untuk memeriksa dan melihat apakah ada orang lain yang menderita kusta di tempat itu.

Program ini sudah berjalan sekitar dua tahun. Walaupun tidak menerima pasien kusta, Ketuk Pintu tetap dilakukan secara rutin satu kali sebulan. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

 

Mendulang Pujian

Kusta
dr. Umar Ali, Kepala Puskesmas Kanjilo.

Puskesmas Kanjilo memiliki angka pasien kusta yang lebih tinggi dari kelurahan lain di sekitarnya. Namun ini bukan berarti buruk.

"Jumlah pasien kusta di Puskesmas Kanjilo paling banyak bukan berarti memalukan, tapi justru bukti puskesmas ini yang paling melakukan kegiatan dengan positif," ujar Yohei Sasakawa dalam pidatonya.

Pria asal Jepang ini juga mendorong petugas Puskesmas untuk terus semangat menjalankan program-program mereka.

"Mungkin awalnya jumlah pasien kusta akan bertambah, tapi ini adalah langkah awal untuk menemukan semua pasien yang ada," sambungnya. "Setelah semua pasien yang ditemukan diobati, kemungkinan eliminasi akan semakin besar."

Provinsi Sulawesi Selatan menargetkan untuk sukses mengeliminasi kusta pada tahun 2020. Melihat pola dan progres yang berlangsung, Sasakawa optimistis target tersebut akan tercapai.

"Untuk selesaikan masalah ini di Gowa, saya tidak berkeberatan untuk datang berapa kali pun," tutupnya yang disambut tepuk tangan meriah.

Kusta
Penderita kusta di Vietnam (Foto: Nippon Foundation)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya