Liputan6.com, Jakarta Sikap 'waspada terhadap sesuatu yang baru' pada anak ikut memengaruhi pola makan mereka. Karena lebih berhati-hati terhadap sesuatu yang dianggap baru membuat anak jadi pemilih makanan.
Jasly Koo, ahli gizi dari Rumah Sakit Anak di Singapura, mengungkapkan, hampir separuh oirangtua yang mendatanginya pasti membicarakan hal satu ini. Tidak hanya orangtua, kegelisahan yang sama dirasakan para pengasuh, yang menurut mereka, anak majikannya pemilih makanan.
Jasly tak memungkiri bahwa tekstur dan bau yang familiar di indera penciuman anak membuat mereka merasa nyaman dan menerima makanan tersebut.
Advertisement
"Masalah ini punya peran dalam diet anak-anak sejak usia enam bulan," kata Jasly dikutip dari situs Health XChange Sing pada Senin, 5 Juni 2018.
Baca Juga
Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Â
Kenapa lebih suka kue daripada sayur?
Jasly menambahkan, permasalahan penolakan terhadap makanan ini dipengaruhi juga oleh kecenderungan anak yang sangat menyukai makanan manis dan asin, bukan rasa pahit dan asam.
"Tidak heran jika cokelat dan keripik kentang lebih mudah diterima Si Kecil ketimbang sayuran hijau yang rasanya pahit," katanya.
Haruskah orangtua khawatir?
Pada dasarnya, ketidaksukaan anak pada satu jenis makanan tertentu tidak bersifat permanen. Anak bisa menyukai makanan apabila orangtua memperkenalkannya terus menerus dan terus berusaha agar anak mau menerimanya.
Advertisement