Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Gairah Seksual Meningkat Saat Bulan Ramadan? Mungkin Ini Tiga Penyebabnya

Hindari beberapa hal berikut ini jika Anda tidak ingin gairah seksual meningkat saat bulan Ramadan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 05 Jun 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2018, 21:00 WIB
Seks (iStockphoto)
Gairah seks meningkat saat bulan Ramadan, ini penyebabnya (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu yang harus ditahan ketika berpuasa di Bulan Ramadan adalah gairah seksual. Namun, tentu saja itu bukan hal yang mudah terutama bagi mereka yang sudah memiliki pasangan hidup.

Normal bagi manusia untuk memiliki gairah seksual. Walaupun begitu, sesungguhnya apa saja yang bisa menyebabkan gairah seks malah meningkat saat Ramadan?

1. Makanan

Makanan ternyata bisa menyebabkan gairah seksual menjadi lebih tinggi. Jenis konsumsi yang dimaksud adalah makanan aphrodisiac.

Makanan aphrodisiac sendiri adalah makanan yang mampu meningkatkan gairah seks atau libido. Mengutip tulisan drg. Callista Argentina di Klikdokter.com, salah satunya adalah kerang.

Kerang termasuk makanan afrodisiak karena ada sensasi dari bentuk, bau, dan juga teksturnya. Kombinasi dari sensasi ini yang dapat menimbulkan semangat dan gairah seksual. Hal tersebut diterbitkan dalam The Food Journal and Foof, Nutrition and Science.

 

Saksikan juga video tentang penyebab gairah seksual meningkat saat bulan Ramadan berikut ini:

 

 

Perilaku pasangan dan kantor

Hubungan seks (iStock)
Gairah seks meningkat saat bulan Ramadan, ini penyebabnya (iStockphoto)

2. Perilaku pasangan

Perilaku pasangan sehari-hari ternyata juga bisa meningkatkan gairah seks di saat Ramadan.

Contohnya ketika istri yang tak sengaja menggunakan pakaian yang seksi nan menerawang, atau sentuhan dari suami yang bisa membangkitkan nafsu.

3. Suasana kantor

Suasana kantor yang akrab terkadang tidak lepas dari candaan seksual yang bisa membangkitkan gairah seksual.

Padahal menurut psikolog dari Yayasan Pulih, Nirmala Ika ketika dihubungi Health Liputan6.com beberapa waktu lalu, candaan seperti memeluk atau meraba, bisa dianggap pelecehan seksual apabila menimbulkan ketidaknyamanan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya