Liputan6.com, Arab Saudi Jelang ibadah saat Armina, jemaah haji harus memperhatikan kesehatan. Tiga rangkaian ibadah Armina dilakukan setelah jemaah haji tiba di Makkah.
Baca Juga
Advertisement
Jemaah haji akan wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan melontar jamrah di Mina. Untuk melakukan ibadah Armina membutuhkan tubuh yang fit.
Terkait hal tersebut, Kementerian Kesehatan senantiasa mengingatkan jemaah agar jaga kesehatan.
“Saat ini jemaah haji gelombang 1 dari Madinah sudah bergerak ke Makkah. Penyuluhan kepada jemaah tetap diberikan. Intinya tentang penggunaan alat pelindung diri (APD) dan persiapan ibadah saat Armina," kata Kepala Bidang Kesehatan Haji Arab Saudi, Melzan Dharmayuli, dalam rilis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Selasa (7/8/2018).
Agar persiapan diri lancar, jemaah haji diharapkan patuh pada arahan tim kesehatan. Ini juga demi menjalankan ibadah Armina secara optimal.
Simak video menarik berikut ini:
Alat pelindung diri
Melzan mengingatkan, selalu menggunakan lima alat pelindung diri, yaitu payung, kacamata, masker, semprotan air, dan alas kaki.
“Untuk di Armina, jemaah haji diingatkan pakai APD, sering minum. Jangan menunggu sampai haus. Lalu kurangi aktivitas di luar tenda, bawa obat pribadi, manfaatkan oralit (cairan untuk diare) jika diperlukan, dan saling peduli antar jemaah,” tambah Melzan.
Sebagai upaya mengingatkan kesehatan jemaah haji, Tim Promotif Preventif (TPP) telah memberikan penyuluhan pada 327 kloter. Mereka mendistribusikan 2.075 poster dan 200 standing banner berisi pesan kesehatan.
Tim juga membagikan APD dan melakukan deteksi dini masalah kesehatan.
Advertisement
Penanda dari gelang
Hingga hari ke-20 penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi (5 Agustus 2018) sampai pukul 17.00 waktu Arab Saudi, sebanyak 332 kloter yang terdiri dari 133.542 jemaah telah tiba di Arab Saudi.
Sebanyak 89.649 orang (66,81 persen) di antaranya adalah jemaah berisiko tinggi (risti) kesehatan. Jemaah berisiko tinggi ini ditandai dengan gelang warna oranye atau tanda oranye pada Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKJH).
Penandaan dimaksudkan agar petugas mudah mengenali jemaah yang berisiko tinggi. Selain itu, tanda oranye mendorong jemaah yang bersangkutan dapat mengontrol dirinya terkait masalah kesehatannya.