Deteksi Dini Kanker pada Anak Tidak Bisa dengan Skrining, tapi...

Pada orang dewasa, deteksi dini kanker menggunakan metode skrining, sedangkan pada anak ada metode berbeda untuk mendeteksi kanker.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 17 Okt 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2018, 12:00 WIB
kanker anak
Deteksi kanker pada anak bukan menggunakan skrining. (pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Berbeda dengan orang dewasa yang menggunakan metode skrining untuk mendeteksi dini kanker. Pada anak, deteksi dini kanker dilakukan menggunakan metode clinical finding--mendeteksi penyakit dari temuan gejala. Gejala dideteksi dan menemukan jenis kanker.

Dokter spesialis anak Mururul Aisyi mengatakan, ada perbedaan antara skrining dan clinical finding.

"Skrining itu lebih tepatnya mnecegah sesuatu yang belum terjadi (terkait adanya potensi kanker atau tidak). Kalau clinical finding itu menemukan sesuatu dari gejala yang sudah ada," kata Aisyi yang berpraktik di RS Dharmais saat diskusi "Kenali Gejala Dini Kanker Anak" di Kementerian Kesehatan, Jakarta pada Selasa, 17 Oktober 2018.

Skrining tidak bisa dilakukan untuk kanker pada anak. Ini karena skrining, seperti pap smear (untuk mendeteksi kanker leher rahim) ditujukan untuk kasus orang dewasa.

"Pada kasus anak tidak bisa dilakukan skrining. Yang bisa dilakukan pada anak adalah clinical finding. Jadi, ada gejala kanker, lalu kita temukan penyakitnya dan obati," tambah Aisyi.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Tidak sembarangan untuk kemoterapi

Ilustrasi Pasien Kanker, Kanker, Pasien (iStockphoto)
Anak yang alami kanker, tidak sembarangan dikemoterapi. (Ilustrasi/iStockphoto)

Pada anak, pengobatan kanker juga harus dipertimbangkan. Tidak sembarangan untuk memberikan kemoterapi, terlebih lagi pada bayi yang menderita kanker.

"Pada bayi yang kena kanker, tergantung kasusnya ya. Apakah dia butuh kemoterapi atau tidak. Misalnya, dia alami leukemia kongenital--leukemia yang terdeteksi setelah lahir. kami akan sesuaikan kondisi pasien, perlu kemoterapi atau tidak. Kalau pada bayi sih kasusnya jarang sekali terjadi," Aisyi melanjutkan.

Aisyi menceritakan, pasien termuda yang ditangani berusia 8 bulan dan menderita kanker.

"Waktu itu, dia ditangani dengan kemoterapi dan survive (bertahan hidup) sampai sekarang. Alhamdulillah, setelah diberikan kemoterapi, kemajuannya efektif," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya