BPOM RI dan Negara Islam OKI Gelar Forum Diskusi Terkait Pengawasan dan Pengembangan Obat

Salah satu yang akan dibahas BPOM RI pada diskusi ini terkait dengan pengembangan vaksin

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 03 Nov 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2018, 09:00 WIB
Penjualan Pempek Palembang Diperketat Jelang Asian Games 2018
BPOM Palembang akan lebih ketat mengawasi peredaran makanan jelang Asian Games 2018 (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia akan menyelenggarakan forum The First Meeting of the Heads of National Medicines Regulatory Authorities/NMRAs of the OIC Member States pada 21 sampai 22 November 2018 di Jakarta.

Plt Deputi Bidang Pengawasan Obat dan Nappza BPOM, Dra Reri Indrianti Apt MSi, mengatakan, tujuan dari diselenggarakannya forum ini guna mendorong terciptanya solidaritas di kalangan negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam hal capacity building, pengembangan, dan pengawasan obat.

Reri, menjelaskan, forum ini lahir dari kesepakatan antara Kepala BPOM Penny K Lukito dan Sekjen OKI, Yousef bin Ahmad Othaimeen, saat melakukan kunjungan ke Markas Besar OKI di Jeddah, Arab Saudi, pada 14 November 2017.

Kala itu, Sekjen OKI meminta kesediaan BPOM untuk menyelenggarakan forum khusus seputar pengawasan obat di negara-negara OKI.

"Dari situ lahir sebuah kesepakatan, untuk bersama-sama mendorong strategi dan komitmen negara OKI, untuk mendukung ketersediaan dan kemandirian dan Sekjen OKI mengusulkan Indonesia memegang peranan pemimpin, karena BPOM RI sudah diakui oleh WHO," kata Reri di Jakarta belum lama ini.

 

Terkait Vaksin

Salah satu poin pentingnya, terkait kapasitas produksi vaksin negara-negara OKI.

Sebab, dari 57 negara anggota OKI, hanya tujuh negara yang memiliki kapasitas produksi vaksin cukup mumpuni. Ada pun negara-negaranya, Iran, Senegal, Uzbekistasn, Banglades, Tunisia, Mesir, dan Indonesia.

Menurut Reri, masih banyak negara anggota OKI yang mengimpor vaksin dari luar negara anggota karena satu dan lain hal.

 

Komitmen BPOM

Dari situlah BPOM berkomitmen menjadi garda terdepan dalam membantu pengembangan kapasitas produksi dan pengawasan obat-obatan serta membuka akses obat dan vaksin yang berkualitas bagi negara anggota OKI yang masih dikepung kecamuk konflik horizontal.

BPOM RI, lanjut Reri, berharap solidaritas akan terbangun sehingga Indonesia dan negara-negara OKI yang lain bisa berkembang bersama-sama melalui bidang pengembangan dan pengawasan obat.

Lebih lanjt, forum yang dijadwalkan akan dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan dihadiri oleh 56 delegasi NMRA OKI, WHO, UNICEF, dan puluhan produsen farmasi dan vaksin dari negara anggota OKI mengusung tema Perkuatan Kolabroasi antar Kepala Otoritas Regulatori Obat Negara OKI Menuju Kemandirian Obat dan Vaksin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya