Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Demi Tuannya, Budak Seks Ini Tewas Akibat Suntik Testis dengan Silikon

Seorang pria asal Australia yang mengikuti komunitas BDSM, diketahui meninggal setelah testisnya disuntik silikon

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Nov 2018, 22:00 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2018, 22:00 WIB
Testis
Pria ini meninggal setelah menyuntikkan testisnya dengan silikon (Foto: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria dengan fetish aneh meninggal bulan lalu akibat menyuntikkan testisnya dengan silikon. Hal tersebut menyebabkan pendarahan di alat kelaminnya.

Pria 28 tahun asal Australia yang tinggal di Seattle, Amerika Serikat itu meninggal akibat "sindrom emboli silikon" dan menyebabkan pendarahan di paru-paru. Hal tersebut disampaikan oleh Kantor Penguji Medis King County kepada The Stranger.

Melansir New York Post pada Kamis (8/11/2018), Jack Chapman adalah seorang anggota aktif di sebuah komunitas gay BDSM di San Fransisco dan kemudian Seattle. Dia menjabat sebagai salah satu dari beberapa "budak" yang melayani Dylan Hafertepen.

Hafertepen memiliki ribuan pengikut di media sosial. Dia sering mengunggah foto cabul dengan budak-budaknya. Beberapa dari mereka, nampaknya memiliki alat kelamin yang diperbesar secara artifisial dengan ekstrem.

Ibu Jack, Linda, menyalahkan kegiatan itu karena membuat putranya memodifikasi testisnya yang berujung kematian.

"Itu adalah pengabdian, seperti semacam klan, keluarga, seperti kultus. Dan untuk membuktikan pengabdiannya, mereka harus mengubah tubuhnya," kata Linda dalam sebuah acara bincang-bincang.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Menandatangani kontrak

Fantasi Seks Wanita (iStockphoto)
Komunitas tersebut bahkan meminta Jack untuk menandatangani kontrak aneh (iStockphoto)

Linda bahkan mengungkap adanya kontrak yang ditandatangani putranya. Isinya adalah bagaimana Jack menjanjikan kuasa total atas pikiran dan tubuhnya untuk tuannya.

Dia juga mengatakan bahwa putranya harus menaruh nama belakang Hafertepen, memberikan gajinya, memakai rantai di leher, dan memutus kontak dengan siapapun di luar lingkaran komunitas tersebut.

Setelah kejadian tersebut, Hafertepen mematikan akunnya. Tidak diketahui juga siapa yang menyuntikkan silikon ke skrotum Chapman.

Berdasarkan investigasi medis, Chapman meninggal bulan Oktober karena pneumonitis yang berkembang menjadi sindrom pernapasan akut. Kondisi itu membuat pendarahan di paru-parunya.

"Kepolisian Seattle dan Kantor Pemeriksa Medis King County telah meninjau arsip medis terkait kematian ini," kata departemen tersebut kepada The Stranger.

"Tidak ada investigasi kriminal untuk saat ini," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya