Musim Hujan, Waktu Paling Tepat untuk Jalani Hidup Lebih Optimis

Bukan galau, berikut lima alasan musim hujan merupakan waktu paling tepat untuk menjalani hidup lebih optimis.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 23 Nov 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2018, 15:00 WIB
20160308-Ilustrasi Hujan-iStockphoto
Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Musim hujan identik dengan suasana hati yang galau dan sendu. Air yang turun dari langit, suhu dingin, dan alam yang lebih gelap dari biasanya menimbulkan perasaan tersebut datang. Nyatanya tidak selalu begitu, musim hujan merupakan saat untuk lebih merasa optimistis.

Melansir Reader's Digest pada Jumat (23/11/2018), paling tidak ada beberapa alasan ilmiah mengapa kita seharusnya lebih optimist di saat musim hujan. Bagaimana itu bisa terjadi?

1. Lebih produktif di tempat kerja

Musim hujan mungkin menjadi saat yang tepat untuk lebih produktif dalam pekerjaan. Peneliti dari Harvard Business School 2012 menemukan, sebuah bank Jepang menyelesaikan proyek mereka lebih cepat di hari-hari yang mendung daripada hari yang cerah.

Para peneliti mengungkapkan, hal ini karena kita cenderung tidak terganggu oleh pikiran tentang kegiatan yang bisa dilakukan di luar ruangan.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

2. Anda tidak segalau yang dipikirkan

20160308-Ilustrasi Hujan-iStockphoto
Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Studi melakukan penelitian pada beberapa mahasiswa di Midwest dan California, Amerika Serikat, untuk menilai tingkat kebahagiaan mereka sendiri. Mereka juga diminta menebak seberapa bahagia siswa di wilayah lainnya.

Mereka mengemukakan, orang-orang di California yang lebih cerah lebih bahagia daripada yang ada di Midwest. Namun, para peneliti menemukan partisipan di kedua daerah itu melaporkan tingkat kebahagiaan yang sama.

Sehingga, persepsi Anda tentang cuaca bisa menyebabkan perasaan negatif.

"Jika cuaca cerah setiap hari, Anda menjadi terbiasa dan sinar matahari tidak membuat Anda lebih bahagia," kata profesor ilmu perilaku Paul Dolan dari London School of Economics, Inggris.

 

3. Anda bisa menikmati aroma segar setelah hujan

20160308-Ilustrasi Hujan-iStockphoto
Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Petrichor adalah nama aroma yang dilepaskan setelah hujan terjadi. Ini adalah kombinasi dari aerosol yang membawa virus dan bakteri yang dilepaskan setelah hujan jatuh ke tanah. Saat air masuk ke permukaan tanah, mereka membentuk gelembung yang mengapung ke atas.

Saat gelembung-gelembung ini meledak di udara, mereka menciptakan aroma segar yang menyejukkan. Ilmuwan mengatakan, hujan ringan di tanah kering akan menciptakan aroma yang lebih kuat karena produksi aerosol yang lebih tinggi.

 

4. Anda bisa membakar kalori lebih banyak

20160308-Ilustrasi Hujan-iStockphoto
Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Di hari hujan, Anda mungkin tergoda untuk terus menerus berada di tempat tidur. Namun, bergerak dalam cuaca dingin bisa memberikan dorongan kalori ekstra. Ketika tubuh menggigil dalam suhu dingin, dia akan membakar energi yang mengubah metabolisme dan membakar lemak.

Peneliti dari Maastricht University, Belanda menemukan, terpapar udara dingin ringan secara terus menerus mampu memberikan cara alternatif tubuh yang sehat dan berkelanjutan, untuk meningkatkan pengeluaran energi.

 

5. Merasa lebih dekat dengan teman dan keluarga

20160308-Ilustrasi Hujan-iStockphoto
Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Studi 2012 yang dilakukan di Universitas Newcastle, Inggris menemukan ketika cuaca hujan, dingin, bersalju durasi panggilan telepon ke teman dekat dan keluarga meningkat. Sementara, saat suhu tinggi jumlah panggilan menurun.

Peneliti Santi Phithakkitnukoon mengatakan, saat cuaca buruk, kita lebih mungkin untuk terkoneksi dengan orang-orang dekat, namun menutup jaringan yang lebih luas. Berarti, ini menjadi saat tepat kita untuk menikmati obrolan panjang dengan orang yang dicintai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya