Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Wanita 31 Tahun Tak Bisa Orgasme karena Kecelakaan Motor

Kecelakaan motor yang dikira hanya sebabkan luka dan memar ternyata berujung pada tidak bisa orgasme.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 12 Feb 2019, 22:00 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2019, 22:00 WIB
orgasme
Orgasme pada perempuan terjadi lebih lama/copyright: unsplash/nemanja o

Liputan6.com, Jakarta Akibat kecelakaan motor, saraf organ seksual Helen (31) rusak. Hal itu menyebabkan dirinya tidak bisa orgasme selama 10 tahun. Kondisi tersebut jauh dari apa yang diperkirakannya. Ia mengira kecelakaan motor hanya membuat dirinya luka dan memar.

Pada suatu sore di musim panas, tepat setelah ia berulang tahun ke-18, Helen mengendarai sepeda motor untuk bertemu teman-temannya. Ia mengenakan rok mini denim dan sandal hak tinggi.

Saat berkendara, tiba-tiba sebuah mobil berputar di depan Helen. Ia berusaha menghindarinya. Motor pun tergelincir sejauh 20 meter dan ia terpental. Meski begitu, ia hanya mengalami luka dan memar.

"Setelah terpental, aku berdiri dan hanya menepuk-nepuk lengan dan kaki. Bahkan lukaku tidak perlu dijahit. Cukup dibersihkan dan dibalut saja lukanya," cerita Helen, dikutip dari Mirror, Selasa, 12 Februari 2019.

Tiga bulan kemudian, ia merasakan seks sangat menyakitkan dan tidak orgasme. Ditambah lagi serangkaian masalah yang menderanya. Ia mengalami masalah dengan kandung kemih sehingga harus selalu ke toilet. Ia merasa ingin terus-menerus pipis. Tapi setiap kali ke toilet, air kencing tidak ada yang keluar.

Ia pun kerap bangun tidur 10 kali semalam, hanya untuk pergi ke toilet. Akhirnya, ia bisa pipis. Cemas terhadap apa yang dialaminya, Helen pergi ke dokter. Dokter memperkirakan, ia mengalami multiple sclerosis, tetapi setiap kali melakukan pemindaian MRI, tidak ditemukan masalah pada tulangnya.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Tidak lagi menikmati seks

Ilustrasi gangguan ereksi (iStock)
Tak lagi menikmati seks. (iStock)

Hingga pada suatu hari, Helen menyadari, dirinya tetap tidak bisa menikmati seks. Seks yang seharusnya menyenangkan, menjadi selalu menyakitkan. Dan ia tidak pernah lagi orgasme.

"Aku bahkan memesan vibrator online, tapi itu hanya buang-buang uang. Awalnya, akan terasa enak, lalu makin lama getaran dari vibrator terasa menyakitkan," ujar Helen.

Helen mencari pengobatan ke ahli saraf dan spesialis kandung kemih, tetapi tidak ada yang bisa membantu. Mereka tidak dapat menemukan sesuatu yang salah. Saya tidak memiliki penyakit dan kandung kemih serta alat kelamin terlihat normal.

Ketika ia berusia sekitar 26 tahun, ahli urologi memberi tahu kondisi dengan penyakit Fowler's Syndrome, yang menyebabkan retensi urine--gangguan pada kandung kemih sehingga kesulitan untuk mengeluarkan atau mengosongkan urine. Ini terjadi karena otot-otot kandung kemih tidak bisa rileks.

Untuk pengobatan, hanya ada satu klinik di seluruh Eropa yang menanganinya, yakni University College Hospital di London, Inggris. Helen pun berobat ke sana dan menjalani pembedahan, yang mana menanamkan perangkat elektronik yang disebut InterStim ke pangkal punggung.

Tingkatkan fungsi seksual

orgasme
Pembedahan bisa tingkatkan fungsi seksual. copyright unsplash/Tyler Nix

Penanaman perangkat elektronik InterStim akan merangsang saraf yang masuk ke panggul.Ini bertujuan memperbaiki kualitas fungsi kandung kemih. Fokusnya adalah mengobati masalah kandung kemih.

"Tetapi dokter bilang, alat itu mampu meningkatkan fungsi seksual pada beberapa pasien juga. Jadi, aku berharap itu juga akan membantuku (kembali menikmati seks dan merasakan orgasme)," Helen menjelaskan.

Ia menjalani operasi pada tahun 2015. Meski tidak memperbaiki kandung kemih sepenuhnya, tetapi ia hanya harus bangun sekali atau dua kali di malam hari. Baginya sudah sangat luar biasa.

Pada usia 28 tahun, saat ia berhubungan seks. Orgasme dapat dirasakannya. Ia berhasil mengalami orgasme yang intens.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya