Liputan6.com, Jakarta Protein punya andil menjaga metabolisme, membangun jaringan, dan sel tubuh. Apalagi bagi anak-anak, protein membantu pertumbuhan. Ketika tubuh kekurangan protein, dapat membuat kinerja tubuh tak berfungsi seimbang.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Ahli Nutrisi Olahraga Mury Kuswari, ada tanda-tanda klinis seseorang kekurangan protein. Hal ini bisa terlihat saat seseorang konsultasi ke rumah sakit.
"Secara klinis, badan kecil. Ada juga indikasi klinis badannya lebih kecil dan kurus. Pada kondisi tertentu, ada yang badannya kecil, otot kecil, tapi perutnya buncit. Kalau buncit, sedangkan badannya kecil, itu termasuk permasalahan kekurangan protein," ujar Mury saat ditemui di Tokopedia Tower, Jakarta, ditulis Jumat, 29 Maret 2019.
Secara klinis tanda kekurangan protein bisa diketahui melalui pemeriksaan. Sedangkan dalam keseharian, tanda kekurangan protein tidak dapat diketahui atau terlihat dengan jelas hanya dari melihat fisik seseorang.
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Kurang konsentrasi dan osteoporosis
Kebutuhan protein juga menyasar pada organ tubuh. Mata bisa melihat dengan jernih berkat protein.
"Kalau tubuh kurang protein, kebutuhan yang kurang tersebut bisa saja diambil dari tulang. Pada akhirnya, seseorang akan mudah kena osteoporosis (pengeroposan tulang). Artinya, tubuh perlu menjaga keseimbangan. Ketika ada kekurangan asupan zat, maka akan mengambil dari bagian tubuh lain," Mury melanjutkan.
Kekurangan protein juga menyasar pada kemampuan daya ingat. Seseorang bisa saja tadinya mampu konsentrasi selama 3 jam malah hanya berubah 1,5 jam.
"Tubuh memang tetap berjalan (berfungsi), tapi enggak maksimal," ujarnya.
Oleh karena itu, perbanyak asupan protein dengan konsumsi kacang-kacangan, ikan, dan daging merah. Metabolisme tubuh akan terjaga dengan baik.
Advertisement