Kapan Cuaca Disebut Ekstrem?

Definisi cuaca ekstrem bisa dilihat dari beberapa segi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 15 Apr 2021, 15:24 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2019, 18:00 WIB
Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Sepekan ke Depan
Pemandangan saat awan mendung menyelimuti langit Jakarta, Kamis (1/2). BMKG juga meminta warga mengantisipasi potensi angin berkecepatan tinggi. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) selalu mengungkap adanya potensi cuaca ekstrem di sejumlah daerah, terutama di Ibu Kota Jakarta. Seperti halnya prediksi cuaca hari ini, warga DKI dan sekitarnya harus waspada kondisi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang.

Durasi cuaca ekstrem tersebut akan berlangsung singkat di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pada siang dan sore hari. Terkait kondisi tersebut, kapan saatnya cuaca disebut berkategori ekstrem?

"Ekstremitas cuaca bisa diartikan kondisi cuaca yang tidak pernah terjadi sehari-hari. Kalau pada cuaca ada kriteria. Misalnya, kami punya batasan, kalau hujan mencapai 100.000 mm per jam itu sudah sangat luar biasa (sudah dikatakan ekstrem)," kata Kepala Bidang Informasi Iklim Terapan Klimatologi BMKG Marjuki dalam diskusi Hidroklimatologi di Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Kamis (18/4/2019).

Definisi ekstremitas cuaca di atas dinilai dari segi statistik. Artinya, kadar cuaca ekstrem atau tidak dilihat dari angka curah hujan.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Cuaca Ekstrem dari Segi Dampak

Selain dari segi statistik, ada juga definisi cuaca ekstrem dari segi dampak.

"Hujan yang lebih dari 100.000 mm per jam itu sangat besar sekali. Sama saja dengan galon air yang dijatuhkan, airnya kan deras," tambah Marjuki.

Terkait cuaca ekstrem ini tergantung sudut pandangnya. Peringatan cuaca dari BMKG menggunakan pendekatan dari sisi dampak.

"Kami lebih menggunakan penilaian ekstremitas cuaca dari segi dampak. Contohnya, prediksi terjadi hujan sekian volume, kira-kira dampak yang terjadi apa (banjir, tanah longsor). Nah, dari situ (penilaian) bisa dikategorikan ekstrem," jelas Marjuki.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya