Liputan6.com, Jakarta Puasa selama 29-30 hari di bulan Ramadan bisa membuat tubuh jadi lebih sehat atau tidak tergantung dari makanan yang dikonsumsi sejak sahur sampai waktu berbuka.
"Dari banyak riset menyebut, orang saat puasa menjadi lebih sehat. Penelitian di Iran, misalnya, menulis bahwa selain menurunkan berat badan, profil kolesterol jadi lebih baik. HDL lebih tinggi dan LDL bekurang," kata Astri Kurniati, S.T., M.App.Sc belum lama ini.
Baca Juga
Sayangnya, Head of Nutrifood Research Center mengatakan bahwa tidak semua orang bisa menerapkan pola makan yang benar juga sehat selama bulan puasa.
Advertisement
"Mungkin mereka kebayang, sudah seharian menahan lapar dan haus, begitu pas buka apa saja mau dimakan," katanya.
"Akhirnya kebanyakan mereka itu jadi overeat," Astri menekankan.
Penyakit Saat Puasa
Bila pola makan yang diterapkan salah, tidak heran jika banyak orang yang berpuasa itu menjadi tidak sehat.
Astri kemudian menjabarkan risiko kesehatan apa saja yang kerap menghantui orang-orang yang sedang berpuasa;
1. Kekurangan nutrisi
"Kenapa? Karena yang tadinya rentang makan kita itu panjang menjadi pendek. Jadi, kalau gizinya bisa disuplai di waktu-waktu yang lebih panjang, sekarang lebih pendek," kata Astri.
2. Dehidrasi
"Jadi, karena minum airnya cuma dari pukul 18.00 sampai pukul 04.30 (sahur dan imsak), dipotong tidur pula, yang tadinya bisa minum dua liter sekarang lebih sedikit. Ini cukup bahaya," Astri menekankan.
Advertisement
Sakit Kepala Saat Puasa
3. Sakit kepala
"Sakit kepala ini, berdasarkan penelitian, biasanya satu sampai dua minggu akan hilang. Ini cuma masalah waktu dan kebiasaan saja," ujarnya.
4. Heartburn dan kontipasi
Kontipasi bisa terjadi karena makanan yang disantap dari sahur sampai waktu berbuka dan makan malam kurang serat.
Sedangkan heartburn, rentan dialami oleh mereka yang makan banyak ketika sahur, kemudian langsung tidur lagi.
"Jadi, lambungnya penuh. Kita tidur lagi ini bisa terjadi heartburn," ujarnya.