14 Ancaman Penyakit Akibat Paparan Polusi Udara (1)

Hasil penelitian mengungkapkan ada berbagai penyakit yang mengancam akibat paparan polusi udara.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 22 Mei 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2019, 06:00 WIB
Begini Penampakan Polusi Udara di India
Perempuan India berjalan bersama anak-anak mereka di tengah kabut tebal di dekat Gerbang India di New Delhi (24/12). (AFP Photo/Prakash Singh)

Liputan6.com, Jakarta Polusi udaraĀ bisa merusak organ dalam tubuh manusia. Penelitian sudah menuliskan soal ancaman penyakit karena polusi udara bagi paru dan saluran pernapasan. Semakin banyak penelitian yang menunjukkan, polusi udara merusak seluruh tubuh.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap, sembilan dari 10 orang di dunia menghirup udara yang mengandung polutan tingkat tinggi. Polutan tinggi berpengaruh pada setiap organ dalam tubuh, menurut para peneliti dari Forum of International Respiratory Societies.

Peneliti Dean E Schraufnagel dan John R Balmes serta rekan-rekannya memaparkan, penyakit-penyakit yang dipengaruhi polusi udara yang dapat memperburuk dan merusak organ tubuh. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Chest pada Februari 2019.

1. Sensitivitas terhadap alergi

Polusi udara dapat memperburuk respons alergi pada orang yang peka. Studi klinis biologis menunjukkan polusi udara meningkatkan sensitivitas alergi pada anak-anak.

Studi tentang anak-anak usia prasekolah menemukan, paparan polusi udara terkait lalu lintas sebelum dan di awal kehidupan dikaitkan dengan peningkatan risiko alergi rhinitis--peradangan yang terjadi pada rongga hidung akibat reaksi alergi, sebagaimana dikutip dari jurnal Chest, Rabu (22/5/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video menarik berikut ini:


Penyakit Autoimun

Ilustrasi tulang belakang (iStock)
Penyakit tulang. (iStock)

2. Penyakit Autoimun

Paparan lingkungan dapat meningkatkan risiko penyakit autoimun. Paru-paru memiliki area permukaan yang mampu bersentuhan dengan segudang antigen. Ini memiliki kepekaan dan sistem antigen yang dapat membuat individu rentan terhadap gangguan autoimun.

Polusi udara merupakan faktor potensial yang memicu penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis (radang sendi) dan systemic lupus erythematosus (lupus). Penelitian di Kanada menemukan, peningkatan peluang penyakit rematik dengan peningkatan paparan polusi udara PM2.5.

Polutan udara juga dapat memicu atau memperburuk artritis idiopatik (penyakit reumatik) pada remaja.

3. Penyakit Tulang

Faktor lingkungan berperan dalam kepadatan tulang dan mineralisasi. Patah tulang terkait osteoporosis lebih umum di daerah konsentrasi polusi udara PM2.5 yang lebih tinggi. Efeknya lebih besar bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Paparan polusi udara jangka panjangdikaitkan dengan mengurangi kepadatan mineral tulang dan patah tulang pada pria lanjut usia.

Ā 


Kanker

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

4. Kanker

Polusi udara telah diklasifikasikan sebagai karsinogenik bagi manusia oleh International Agency for Research on Cancer berdasarkan bukti dari studi epidemiologi. Berbagai penelitian menunjukkan, hubungan antara paparan PM2.5 dan risiko kanker paru.

Asap knalpot mesin diesel telah diidentifikasi WHO sebagai karsinogen berdasarkan bukti adanya hubungan dengan kanker paru. Paparan diesel knalpot atau polusi lalu lintas juga memicu terjadinya tumor paru jinak dan ganas.

Paparan polusi udara rupanya ikut terlibat dalam kematian kanker kandung kemih. Studi di Spanyol melaporkan, hubungan antara emisi hidrokarbon aromatik polycyclic dan diesel exhaust serta kanker kandung kemih pada penduduk secara jangka panjang di daerah yang tercemar industri.

Serupa di Spanyol, studi di Taiwan menunjukkan, peningkatan risiko kematian akibat kanker kandung kemih.

5. Penyakit Kardiovaskular

Polusi udara terkait dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, infark miokard, stroke, dan gagal jantung kongestif. Diperkirakan 19 persen dari kematian karena kardiovaskular, 23 perseni kematian akibat penyakit jantung, dan 21 persen kematian karena stroke.

Studi menemukan hubungan polusi udara dengan peningkatan mortalitas infark miokard, stroke, gagal jantung, dan hipertensi. Peningkatan dalam kadar karboksihemoglobin (dalam kisaran 3 persen-6 persen) dapat terjadi ketika individu terpapar polusi dan memicu aritmia yang disertai penyakit jantung koroner.


Penyakit Neurologis

Ilustrasi Kanker Otak
Penyakit neurologis. (sumber: iStockphoto)

6. Penyakit Neurologis

Polusi udara punya efek merusak fungsi kognitif dan peningkatan risiko demensia dan stroke pada orang dewasa yang lebih tua. Bertempat tinggal di dekat jalan raya dapat mudah terpapar polusi udara.

Polusi udara dapat merusak otak yang sedang berkembang. Kerusakan ini dapat merusak fungsi kognitif di seluruh rentang kehidupan. Penelitian menemukan, paparan anak usia dini untuk PM2.5 terkait dengan keterlambatan perkembangan psikologis dan kecerdasan anak yang lebih rendah.

Studi di Mexico City menemukan, anak-anak yang tinggal di daerah yang lebih berpolusi punya kognitif yang lebih buruk.

7. Diabetes, Obesitas, dan Penyakit Endokrin

Beberapa penelitian mengaitkan polusi udara dan diabetes mellitus tipe 2. Ada juga risiko sindrom metabolik pada orang yang terpapar polusi PM10.

Beberapa perubahan metabolisme memengaruhi penumpukan lemak terjadi karena paparan polusi udara. Anak-anak juga mudah mengalami resistensi insulin--kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik karena terganggunya respon sel tubuh terhadap insulin.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya