Faktor Risiko Lee Chong Wei Terkena Kanker Hidung

Sudah menjalani pengobatan kanker hidung tapi Lee Chong Wei memutuskan pensiun sebagai atlet bulu tangkis.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jun 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2019, 11:00 WIB
Lee Chong Wei
Pebulutangkis Malaysia, Lee Chong Wei (36) mengumumkan pensiun melalui konferensi pers di Putrajaya, Kamis (13/6/2019). Setelah berkarier selama 19 tahun di dunia bulu tangkis, Lee Chong Wei akhirnya memutuskan untuk menggantung raket alias pensiun. (AP Photo/Vincent Thian)

Liputan6.com, Jakarta Lee Chong Wei (36) memutuskan pensiun sebagai atlet bulu tangkis setelah berjuang melawan kanker hidung setahun lalu. Keputusan besar itu ia sampaikan dengan berat hati dan berurai air mata pada Jumat, 14 Juni 2019.

Seperti diketahui, Lee Chong Wei pada Juli 2018 didiagnosis kanker hidung. Peraih 4 kali juara All England ini langsung menjalani pengobatan di Taiwan. Setelah pengobatan selesai, di awal Januari ia kembali berlatih. Namun, sudah enam pekan ke belakang sebelum pengumuman dirinya pensiun ia tidak terlihat berlatih.

Keputusan berat ini dipilihnya untuk mengurangi risiko kanker hidung mendatanginya lagi. "Dokter menasihatkan saya bahawa risiko kanser kembali agak tinggi sekiranya saya berlatih dengan intensiti seperti dulu," tuturnya dalam akun Instagram @leechongweiofficial.

Menanggapi kondisi yang terjadi pada Lee Chong Wei, dr Marlinda Adham SpTHT-KL(K), PhD mengatakan bahwa setiap orang memiliki hak untuk menentukan pilihan hidupnya. Apalagi mengingat efek samping dari pengobatan kanker hidung memanglah tidak ringan.

"Efek samping dari pengobatan juga tidak ringan dan pasien harus siap dan kondisi prima menyelesaikan pengobatan," kata Marlinda yang tidak merawat pebulu tangkis asal Malaysia itu saat dihubungi Health-Liputan6.com.

Kanker hidung adalah keganasan yang ditemukan di daerah hidung. Jenis yang sering ditemukan adalah karsinoma sel skuamosa, limfoma malignum, adenoid cystic, adenoCa.

"Terapi berdasarkan jenis PA dan stadium, juga kondisi pasien. Masing masing punya karakteristik dan prognostik yang berbeda," kata Marlinda.

 

Saksikan juga video berikut ini:

Faktor Risiko dan Gejala Kanker Hidung

Babak Kedua Indonesia Open 2017, Lee Chong Wei Tumbang
Tunggal Putra Malaysia, Lee Chong Wei mengembalikan kok ke arah pebulu tangkis India Prannoy HS di babak kedua Indonesia Open 2017 di Jakarta, Kamis (15/6). Lee Chong Wei kalah 10-21. 18-21. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Berbicara mengenai faktor risiko yang menyebabkan seseorang terkena kanker hidung sangatlah beragam.

"Mulai dari genetik, virus, polusi, paparan karsinogenik yang terus menerus dan dalam waktu lama seperti paparan debu, bahan kimiawi, debu kayu, infeksi saluran napas yang berulang, dan daya tahan tubuh yang kurang," kata dokter yang praktik di RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta ini.

Mengenai gejala kanker hidung, hal tersebut sangat tergantung pada lokasi tumor. Biasanya hidung tersumbat pada satu atau dia sisi. Lalu, lendir bercampur darah, perdarahan mulai dari yang sedikit sampai yang banyak jumlahnya. Kemudian pasien mengeluhkan sakit kepala dan telinga tertutup.

"Bila meluas ke atas ada gangguan mata, kebawah gigi goyah, langit langit terinfiltrasi tumor," katanya.

 

Penulis: Khairuni Cesario

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya