Liputan6.com, Jakarta Gula  atau pemanis rendah kalori rupanya aman untuk penderita diabetes melitus. Produk tersebut dapat menjadi pengganti gula pasir. Orang yang menderita diabetes pun tidak perlu takut gula darahnya naik karena konsumsi gula rendah kalori.
Kepala Divisi Metabolik-Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dante Saksono menyampaikan, masih ada salah persepsi di masyarakat mengenai gula rendah kalori. Sebagaian masyarakat menganggap gula tersebut mengandung glukosa tinggi sehingga tidak aman dikonsumsi, terutama untuk diabetesi.
Advertisement
Baca Juga
 “Itu salah satu informasi yang sering keliru di masyarakat terkait pemanis rendah kalori. Nyatanya, pemanis rendah kalori sebagai pengganti gula pasir sudah lazim dipakai sebagai alternatif penggganti gula. Sudah juga  mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Jadi, sudah terbukti aman dikonsumsi," kata Dante dalam acara kampanye #BeatDiabetes di Lapangan Banteng, Jakarta, sebagaimana keterangan rilis yang diterima Health Liputan6.com, Minggu (14/7/2019).
Anjuran Kementerian Kesehatan RI, batas maksimum konsumsi gula seseorang hanya empat sendok makan per hari. Kehadiran gula rendah kalori dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang perlu membatasi asupan gula harian.Â
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Bahan Pembuat Gula Rendah Kalori
Dokter Kartika Mayasari dari Klikdokter juga pernah menulis, pemanis buatan merupakan pengganti gula dengan kandungan nol kalori dan tidak meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Pemanis buatan ini mempunyai intensitas manis yang lebih besar dibandingkan gula biasa.
American Heart Association (AHA) dan American Diabetes Association (ADA) menyebut, jika dikonsumsi secara benar, gula buatan dapat menggantikan rasa manis dari gula. Selain itu, gula rendah kalori dapat membantu menurunkan gula darah.
Adapun beberapa bahan dasar yang biasa digunakan untuk membuat gula rendah kalori, sebagai berikut:
1. Aspartam
Pemanis sintetis non karbohidrat yang paling sering digunakan. Meski terbilang aman, konsumsi aspartam juga perlu dibatasi. Dosis yang disarankan adalah tidak lebih dari 50 mg per kg BB (kilogram berat badan).
2. Sorbitol
Salah satu pemanis alternatif yang sering digunakan dalam makanan dan ditemukan dalam berbagai buah-buahan, seperti berry. Rasa manis dari sorbitol mengandung sekitar 60 persen dari sukrosa, tapi kalori yang lebih kecil dari fruktosa. Sukrosa mengandung 4 kalori per 1 gram, sedangkan sorbitol hanya 2,6 kalori per 1 gram.
Advertisement
Pemanis Rendah Kalori
3. Saccarin (sakarin)
Pemanis buatan ini rasanya 300 kali lebih manis dari gula pasir meja, tapi kalorinya jauh lebih rendah. Sakarin sering digunakan produsen yang menamakan produknya bebas kalori. Sakarin tetap memiliki kalori, tetapi dalam kadar yang rendah.
4. Sucralosa (sukralosa)
Pemanis buatan ini dibuat dengan mengganti gugus hydrogen-oksigen pada molekul gula dengan tiga atom klorin. Gula rendah kalori jenis ini biasa digunakan penderita diabetes dan para pelaku diet yang ingin menurunkan berat badan.
Sukralosa punya rasa yang manis layaknya gula pasir yang biasa Anda gunakan sehari-hari. Sayangnya saat dikonsumsi, sukralosa tidak diserap oleh darah, melainkan langsung dikeluarkan bersama kotoran saat buang air besar.
Kadar gula dalam darah pun tidak meningkat setelah Anda mengonsumsi pemanis ini.