Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Orgasme Tak Terkontrol, Aktivitas Sehari-hari Bikin Maria Terangsang

Akibat orgasme yang tak terkontrol, aktivitas sehari-hari membuat Maria terangsang.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 09 Agu 2019, 23:59 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2019, 23:59 WIB
Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Liputan6.com, Skotlandia Aktivitas sehari-hari justru membuat wanita asal Skotlandia terangsang hingga mencapai orgasme sepenuhnya. Sebut saja aktivitas harian yang sederhana, misal naik eskalator dan mengemudikan mobil membuat dirinya terangsang.

Wanita berusia 61 tahun bernama Maria bahkan klimaks saat menyaksikan konser penyanyi ternama Shania Twain. Orgasme yang muncul tanpa gairah seks ini sangat mengganggu.

 

Orgasme yang tak terkendali ini membuat Maria memeriksakan diri ke rumah sakit. Ia meyakini, orgasme yang tak terkontrol itu dipicu pemeriksaan rutin pap smear untuk mendeteksi keberadaan kanker serviks yang ia lakukan pada September 2017.

Maria menduga kemungkinan spekulum, alat yang digunakan saat pap smear rusak. Melansir laman The Sun, Jumat (9/8/2019), kondisi ini dianggap Maria memengaruhi fungsi area sensitif organ intim bagian dalam, yang menyebabkannya mengalami orgasme tidak terkontrol.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Gangguan Gairah Genital Persisten

orgasme
Orgasme tak terkendali karena gangguan PGAD. copyright unsplash/Tyler Nix

Pada tahun 2017, Maria memeriksakan diri saat gejala orgasme tak terkontrol mulai muncul dan mengganggu kehidupan sehari-harinya. Ia pun didiagnosis dengan gangguan gairah genital persisten (PGAD).

PGAD adalah rangsangan genital spontan, persisten, dan tidak diinginkan tanpa hasrat atau kepuasan seksual. Terlalu banyak orgasme selama berjam-jam, berhari-hari, atau berminggu-minggu dapat menyengsarakan penderita.

Hingga saat ini para ilmuwan tidak tahu apa yang menyebabkan kondisi tersebut, tetapi dugaan penyebab gangguan saraf dan vaskular. Gejala dapat bertahan lama. Misal, tekanan, rasa sakit, klitoris berdenyut, rasa menggelitik, yang berujung orgasme spontan.

"Setelah didiagnosis PGAD, aku merasakan gejala-gejala tersebut. Ini menyedihkan. Aku hanya tidak tahu apa yang terjadi. Bayangkan, Anda punya gairah seks yang hebat dengan cara tidak terkendali," tutur Maria.

"Sebagian besar waktuku terasa seperti duduk di sarang semut. Ada saat-saat di mana itu menggelitik sepanjang hari, kemudian memicu orgasme yang penuh," dia melanjutkan.


Dirujuk ke London

Fasilitas kesehatan
Maria dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan orgasme. (iStockphoto)

Berbagai perawatan telah Maria jalani demi mengobati PGAD. Gel mati rasa orgasme, fisioterapi dasar panggul, dan suntikan steroid langsung ke klitorisnya terbukti tidak efektif.

Ia berupaya melobi rumah sakit tempatnya dirawat untuk dirujuk ke luar negeri demi mendapatkan perawatan. Pada awalnya, pihak rumah sakit tidak mengizinkan Maria dirujuk ke luar negeri.

Maria akhirnya dirujuk ke London untuk perawatan. Ini karena Skotlandia tidak memiliki spesialis PGAD.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya