Liputan6.com, Jakarta Liputan6.com berkesempatan menemani Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto berangkat ke kantornya. Sepanjang perjalanan sekitar 30 menit ke arah timur Jakarta, pria 55 tahun ini bercerita tentang kehidupan barunya dari yang biasa tinggal di Yogya kini di Jakarta.
Sesampainya di Kantor Pusat BKKBN, Hasto langsung memulai paginya dengan rapat serta menandatangani beberapa berkas. Ya, sejak 1 Juli 2019 pria yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati Kulonprogo Yogyakarta ini resmi menjadi Kepala BKKBN.
Baca Juga
Dikenal memiliki banyak gebrakan di jabatan sebelumnya, pria yang juga dokter ini pun sudah punya rencana strategis di 100 hari pertama sebagai Kepala BKKBN. Salah satu targetnya adalah rebranding BKKBN sehingga badan ini lebih dekat dengan generasi milenial.
Advertisement
"Lagu BKKBN yang sekarang ini sudah dari 70-an, sudah semestinya lagunya lebih keren gitu. Ada ngerap-ngerap-nya mungkin. Ya, mudah-mudahan ada logo yang menarik, muncul jargon-jargon yang mudah diingat juga," tutur Hasto.
Selain itu, dia juga bercerita tentang pertemuannya dengan Gubernur Bali Wayan Koster soal pemberhentian program KB dua anak cukup di Pulau Dewata.
"Pak Gubernur sebenarnya tidak menyetop kampanye KB tapi ingin di Bali itu boleh empat anak. Sehingga masih ada nama Nyoman dan Ketut di Bali," tutur Hasto.
Tak cuma itu, pria yang juga dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan ini menyampaikan upaya mencegah perkawinan anak di Indonesia. Namun, ia juga mengingatkan risiko bila memiliki anak terlalu tua.
Berikut video wawancara eksklusif Liputan6.com bersama Hasto Wardoyo selengkapnya: