Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan astronomi menemukan struktur terbesar di alam semesta yang diberi nama Quipu. Quipu merupakan superstruktur yang terdiri dari gugusan dan gugusan dari gugusan galaksi.
Superstruktur terbesar yang pernah ditemukan ini membentang sekitar 1,3 miliar tahun cahaya serta memiliki massa sekitar 200 kuadriliun kali massa matahari. Dikutip dari laman Live Science, nama Quipu diambil dari sistem penghitungan menggunakan simpul pada tali yang digunakan oleh suku Inca.
Struktur ini memiliki bentuk yang kompleks, menyerupai tali Quipu, dengan satu filamen utama yang panjang serta beberapa filamen samping. Panjang Quipu lebih dari 13.000 kali panjang Bima Sakti, menjadikannya kandidat objek terbesar di dunia alam semesta dalam hal panjang.
Advertisement
Baca Juga
Quipu juga mengalahkan rekor sebelumnya seperti supergugus Lanikea. Penemuan superstruktur ini merupakan bagian dari upaya pemetaan distribusi materi di alam semesta pada berbagai panjang gelombang cahaya.
Struktur yang jauh menunjukkan pergeseran merah (redshift), yaitu pergeseran panjang gelombang ke bagian merah dari spektrum elektromagnetik. Penelitian sebelumnya telah memetakan objek dengan redshift hingga 0,3.
Sementara studi ini berfokus pada redshift 0,3 hingga 0,6 untuk mengamati objek yang lebih jauh. Superstruktur Quipu ditemukan dalam rentang 425 juta hingga 815 juta tahun cahaya dari bumi.
Selain Quipu, para astronom juga menemukan empat superstruktur raksasa lainnya. Salah satunya adalah supergugus Shapley, yang sebelumnya dianggap sebagai struktur terbesar yang pernah ditemukan. Namun, kini ukurannya dilampaui oleh Quipu serta tiga superstruktur lainnya, yaitu Serpens-Corona Borealis, Hercules, dan Sculptor-Pegasus.
Kelima superstruktur ini mencakup 45 persen dari seluruh gugusan galaksi, 30 persen dari seluruh galaksi, dan 25 persen dari materi di alam semesta yang dapat diamati, dengan total volume 13 persen dari keseluruhan alam semesta. Para peneliti juga menemukan bahwa keberadaan superstruktur ini mempengaruhi radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik (CMB), sisa radiasi dari Big Bang.
Selain itu, kecepatan lokal aliran galaksi dalam superstruktur ini dapat menyebabkan distorsi dalam pengukuran ekspansi alam semesta, yang dikenal sebagai konstanta Hubble. Efek lain dari keberadaan massa yang begitu besar adalah lensa gravitasi, yaitu fenomena pembelokan cahaya yang dapat mendistorsi gambar objek langit yang lebih jauh.
(Tifani)