Liputan6.com, Jakarta Ibu hamil rentan mengalami stres apalagi dengan kehamilan berisiko tinggi akibat penyakit yang diderita. Guna meminimalisasi stres pada ibu hamil, psikolog keluarga Putu Andani mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan baik dari si ibu sendiri maupun keluarga untuk mendukung kesehatan jiwa si ibu.
Langkah pertama bagi ibu hamil adalah puasa bermain media sosial. Menurut Putu, ibu hamil cenderung mengikuti artis atau influencer yang tengah hamil. Alih-alih menjadi inspirasi, kerap kali ibu hamil timbul rasa iri dengan kehamilan mereka yang tampaknya tidak banyak kendala.Â
Baca Juga
"Jadi kalau tahu stresnya tinggi, lebih baik engak usah follow yang bikin memancing emosi dulu. Kurangi stresnya, diharapkan bijak menggunakan media sosial jadi kehamilannya membahagiakan, lebih santai, lebih rileks," kata Putu saat diskusi bersama Danone Indonesia bertemakan "Bicara Gizi- Mendukung Kehamilan Risiko Tinggi" beberapa waktu lalu.Â
Advertisement
Â
Pesan untuk Keluarga, Teman, dan Lingkungan Ibu Hamil
Bagi keluarga, teman, dan lingkungan di sekitar ibu hamil berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak menambah stres si ibu.Â
1. Hindari hal-hal yang personal
Lingkungan juga dapat mendukung agar ibu hamil terhindar dari stres. Mulailah dengan tidak membicarakan hal- hal yang personal di depan mereka, seperti ukuran tubuh, payudara. Menurut Putu, tanpa membicarakan hal tersebut ibu hamil sudah menyadari adanya perubahan dalam dirinya.
2. Hindari membicarakan hal-hal mengerikan
Selain tidak mengomentari hal-hal yang personal diharapkan lingkungan sekitar baik keluarga maupun teman- teman dari si ibu hamil untuk tidak membicarakan topik yang mengerikan seputar kehamilan. Komentar- komentar yang mengerikan dapat mengganggu pikiran si ibu dan membautanya semakin stres.
3. Hindari memberikan saran-saran medis berlebihan
Baik keluarga maupun teman-teman diharapkan tidak banyak memberikan saran- saran seputar medis kepada ibu hamil karena sudah menjadi tanggung jawab pribadi bagi si ibu untuk mengetahui hal- hal medis seputar kehamilannya.
"Kalau sekali-kali enggak masalah jika itu dianggap penting. Namun, pasti setiap ibu udah punya dokter, sudah punya bidan untuk memberitahu hal itu," jelasnya.
Â
Penulis : Eflien Anggelien
Advertisement